Pura Mengening, Pura dengan Kolam Pemandian yang Telah Ada Sejak 1022 Masehi

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
Konten dari Pengguna
3 Maret 2024 14:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pura Mengening (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash.com/  Andrey Bond
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pura Mengening (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash.com/ Andrey Bond
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pura Mengening adalah salah satu pura yang berusia sangat tua di kawasan Gianyar. Konon pura ini sudah ada sejak tahun 1022 Masehi. Di pura tersebut, terdapat kolam pemandian yang biasa dipakai umat Hindu untuk melaksanakan melukat.
ADVERTISEMENT
Prosesi melukat akan dilakukan, baik oleh pria maupun wanita, dengan ritual tertentu yang dianggap sakral. Para pria wajib memakai kamen, sedangkan para wanita harus memakai kemben.

Pura Mengening: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Sejarah Penamaannya

Ilustrasi Pura Mengening (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash.com/ Niklas Weiss
Pura Mengening berada di Jalan Tirta No.25M, Sareseda, Tampaksiring, Kec. Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali 80552. Tempat ini buka setiap hari pukul 09.00–17.00 WITA.
Selain sebagai tempat ibadah, pura ini juga difungsikan sebagai tempat wisata religi dan kolam pemandian atau petirtaan. Menurut situs gianyartourismticket.com, harga tiket masuk Pura Mengening, yaitu Rp15.000 untuk anak-anak dan Rp30.000 untuk orang dewasa.
Pura ini memiliki sejarah yang panjang, dulu pada tahun 1022 Masehi, di masa pemerintahan Raja Marakata dibangunlah pura ini. Situs bersejarah ini justru ditemukan di abad ke-19 oleh Willem Frederik Stutterheim yang merupakan arkeolog asal Belanda.
ADVERTISEMENT
Setelah ditemukan oleh arkeolog itu, pada tahun 1980, ditemukan sumber mata air bening yang memancar dari bawah pohon. Orang yang menemukan adalah A.J Bernet Kempers. Di mata air tersebut, banyak orang yang memandikan keris.
Air mata bening itulah yang menjadi asal mula penamaan Pura Mengening yang artinya bening. Di dekat pura juga ditemukan candi yang dibangun dari tumpukan batu-batu berbentuk balok.
Air tersebut kemudian dialirkan menjadi 10 pancuran yang mengalir ke kolam, ke sungai, serta ke sawah sebagai irigasi. Kolam tersebut dipakai untuk melukat oleh umat Hindu.
Bagi yang melukat, dianjurkan membawa dua buah kamen atau kain penutup badan. Sebab, setelah melukat, tidak diperbolehkan memakai pakaian dalam kondisi basah. Jika ingin menyewa kamen, di sini ada persewaan kamen dengan harga Rp10.000 per kamen.
ADVERTISEMENT
Demikianlah sejarah singkat penamaan Pura Mengening di Gianyar yang menarik untuk diketahui. Ada juga informasi lokasi, harga tiket, jam buka, dan lainnya yang bisa dipakai sebagai referensi. (IMA)