Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pura Penataran Sasih, Cagar Budaya Hindu Bali yang Dijaga sampai Kini
23 Januari 2024 15:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pura Penataran Sasih Bali memiliki banyak peninggalan masa lalu yang bersejarah. Tak heran jika akhirnya lokasi tersebut dianggap sebagai cagar budaya sekaligus tempat ibadah bagi umat Hindu setempat.
ADVERTISEMENT
Keberadaan pura yang kental dengan adat dan tradisi Bali itu senantiasa dijaga sampai kini. Sehingga benda bersejarahnya bisa dilihat oleh generasi muda hingga sekarang
Pura Penataran Sasih Bali: Lokasi, Jam Buka dan Sejarah Penamaan dan Benda Peninggalannya
Pura Penataran Sasih terletak di Jalan Raya, Pejeng, Tampaksiring, Gianyar Regency, Bali 80571. Pura dibuka mulai jam 11.00 – 05.30 WITA.
Mengutip dari situs kesrasetda.bulelengkab.go.id, di pura ini kerap digunakan sebagai lokasi Upacara Bhakti Penganyar yang merupakan momentum bagi umat Hindu untuk meningkatkan sradha dan bhakti umat.
Adapun sejarah penamaan Pura Nataran Sasih atau Pura Nataran Bulan berasal dari cerita legenda masa lalu. Konon, ada bulan jatuh di kawasan Pejeng sehingga dipakailah nama sasih yang artinya bulan.
ADVERTISEMENT
Di area pura, terdapat peninggalan sejarah purbakala dan raja-raja Bali di masa lampau. Benda paling ikonik yang disimpan di sini adalah nekara perunggu berwujud drum yang dulunya digunakan untuk perang, namanya "Bulan Pejeng".
Nekara tersebut juga menjadi simbolisasi kejayaan kerajaan di Bali pada zaman prasejarah saat masyarakat belum mengenal tulisan. Sehingga, nekara ini polos tanpa tulisan sedikit pun.
Namun demikian, pada masa itu, masyarakat sudah mengenal teknik pengecoran logam sehingga bahan baku nekara dibuat dari perunggu. Alat pencetaknya juga masih ada sampai sekarang, tetapi disimpan di tempat yang berbeda, yaitu di Pura Geria Sakti yang letaknya agak jauh dari Pura Penataran Sasih.
Di Pura Nataran Sasih, dalam periode satu tahun akan diadakan upacara Dewa Yadnya. Selang 15 hari setelahnya akan dilaksanakan upacara Tawur ke Sange yang ditandai dengan festival ogoh-ogoh di depan pura.
ADVERTISEMENT
Festival ogoh-ogoh ini menjadi hiburan bagi masyarakat setempat dan wisatawan. Sebab, patung berbentuk raksasa yang umumnya menyerupai manusia bertaring dan berambut panjang itu menggunakan baju ala Bali yang diarak keliling daerah.
Kemudian, patung ogoh-ogoh akan dipajang di dekat pura setelah acara usai. Kegiatan festival ini diadakan hanya satu kali dalam setahun sehingga perayaannya akan cukup meriah.
Budaya Bali sangat kental di sini, sehingga pura tersebut pantas dijadikan sebagai cagar budaya Bali dan tempat bagi umat Hindu untuk sembahyang.
Sejarah penamaan Pura Penataran Sasih Bali beserta dengan benda peninggalan zaman prasejarah di atas dapat menjadi penambah wawasan budaya untuk pembaca. (IMA)
ADVERTISEMENT