Konten dari Pengguna

Sejarah Desa Tigawasa: Desa Aga yang Kental akan Nilai Tradisi dan Budaya

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
19 Maret 2024 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sejarah Desa Tigawasa. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/satria setiawan
zoom-in-whitePerbesar
sejarah Desa Tigawasa. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/satria setiawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Tigawasa merupakan sebuah desa di Buleleng yang masih mempertahankan tradisi-tradisi kuno. Keunikan dari tradisi yang ada di sana membuat pengunjung penasaran mengenai sejarah Desa Tigawasa.
ADVERTISEMENT
Menurut ilmu bahasa, Tigawasa memiliki arti tiga desa. Desa tersebut di antaranya Banjar Sanda, Banjar Pangus, dan Banjar Kuum Mungggah. Desa ini memiliki luas wilayah 1.690 hektare yang terbentang dari pegunungan sampai ke pantai.

Sejarah Desa Tigawasa Hingga Tradisinya

sejarah Desa Tigawasa. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Unsplash/satria setiawan
Menurut catatan sejarah, setelah kemerdekan Indonesia, desa ini dibagi ke dalam lima wilayah. Yang terdiri dari Tigawasa, Tukad Cebol (Kaliasem), Bunut Panggang, Labuan Aji, Bingin Banjah.
Dikutip dari tigawasa-buleleng.desa.id, Desa Tigawasa termasuk desa purba atau Bali Aga karena memiliki sejumlah benda purbakala.
Dianggap sebagai desa purba lantaran di sana terdapat barang bersejarah, salah satunya kapak batu.
Kapak batu tersebut ada yang berwarna putih dan hitam. Masyarakat desa menyebutnya sebagai gigin kilap dan dianggap sebagai batu bertuah. Bisanya, gigin kilap ini direndam dan air rendamannya disiram pada tanaman padi agar tidak diserang hama.
ADVERTISEMENT
Adapun barang lainnya yang menjadi bukti sejarah desa yaitu adanya peti mati dari batu cadas. Bahkan ada pula gamelan dari perunggu dan beberapa benda sakral.
Selain menyimpan benda purbakala, konon, masyarakat desa menganut kepercayaan Dewa Swambu. Menariknya, desa ini juga memiliki tradisi yang menarik yakni tidak mengenal istilah pembakaran mayat atau upacara ngaben. Jadi, pemakaman dilakukan dengan cara dikubur. Tradisi ini masih berlangsung secara turun temurun.
Tradisi menarik lainnya dari desa ini yaitu Meboros Kidang. Meboros Kidang merupakan kegiatan berburu rusa atau kijang untuk pecaruan menyambut hari Nyepi Desa.
Desa Tigawasa ini berlokasi di kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Jaraknya dari pusat Kota Denpasar sekitar 75 km atau 2 jam 17 menit perjalanan.
ADVERTISEMENT
Itulah sejarah Desa Tigawasa yang menarik untuk diketahui. Bagi yang tertarik untuk melihat tradisi dan keunikan desa tersebut, bisa mengunjunginya bersama teman atau keluarga. (VIN)