Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Istana Tampak Siring yang Diprakarsai Presiden Soekarno
24 Desember 2023 15:20 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Istana ini berjarak 40 km dari Denpasar dan berdiri di ketinggian 700 mdpl. Mengetahui sejarah pembentukan bangunan ini sangat penting untuk memahami nilai-nilai historis di dalamnya.
Sejarah Istana Tampak Siring
Mengutip buku Kartu Pos dari Penjuru Nusantara oleh Arini Tathagati (2015), sejarah Istana Tampak Siring pertama kali diprakarsai oleh Ir. Soekarno yang kala itu menjabat sebagai presiden. Ia ingin ada tempat untuknya beristirahat bersama dengan keluarga dan tamu-tamu kenegaraan saat berkunjung ke Bali.
Mengingat, Indonesia sudah mulai menerima banyak tamu dari berbagai Negara yang berminat mengunjungi Bali. Tampak Siring dipilih sebagai lokasi istana negara karena udaranya sejuk dan lokasinya jauh dari hiruk pikuk keramaian kota.
Sebelumnya, Ir. Soekarno telah bermalam cukup sering di rumah Raja Gianyar di Tampak Siring. Ia jatuh cinta dengan keindahan alam dan suasana menenangkan yang dihadirkannya. Oleh karena itu,
ADVERTISEMENT
Raja Gianyar menyerahkan lahan miliknya itu kepada negara. Presiden Soekarno memberikan instruksi pada arsitek R.M. Soedarsono untuk membangun istana negara di tempat tersebut pada 1955.
Isi Istana Tampak Siring
Istana Tampak Siring mempunyai lima buah gedung utama dan satu pendopo. Gedung tersebut terdiri dari Wisma Merdeka, Wisma Yudhistira, Wisma Negara, Wisma Bima, dan ruang konferensi.
Wisma Merdeka mempunyai luas sekitar 1.200 m2 dan setiap ruang dihiasi patung, lukisan, dan perabotan. Adapun ruangan yang terdapat di dalamnya berupa ruang tidur 1 dan 2 presiden, ruang tidur keluarga, ruang tamu kenegaraan, dan ruang kerja.
Wisma Yudhistira mempunyai luas 1.825 m2 yang diggunakan untuk istirahat rombongan presiden dan tamu Negara. Sementara itu, Wisma Negara mempunyai luas sekitar 1.476 m2 dan isinya tidak jauh berbeda dengan Wisma Merdeka.
ADVERTISEMENT
Lalu, Wisma Bima mempunyai luas 2.310 m2 dan digunakan untuk istirahat petugas, pengawal, dan pengiring presiden. Adapun Balai Wantilan adalah pendopo yang digunakan untuk pertunjukan seni.
Sejarah Istana Tampak Siring Bali yang dijelaskan di atas dapat digunakan untuk menambah wawasan. Mengunjungi istana yang diprakarsai Ir Soekarno tersebut tidak hanya untuk tujuan rekreasi, tetapi juga edukasi. (DLA)