Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Pura Tanah Lot yang Menarik untuk Diketahui
19 November 2023 15:28 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pura di Bali selain berfungsi sebagai tempat ibadah juga menjadi destinasi wisata religi bagi banyak orang. Salah satunya yang terkenal berada di area Tanah Lot. Adapun sejarah Pura Tanah Lot yang menarik untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Pura di kawasan Tanah Lot itu ternyata sudah ada sejak abad ke-15 atau tahun 1500 Masehi. Bangunan tersebut akhirnya menjadi pusat penyebaran agama Hindu di Bali.
Sejarah Pura Tanah Lot
Mengutip dari buku Malam Pengantinku di Madu oleh Nur Tuanany (hal. 190-191), sejarah Pura Tanah Lot memiliki kisah yang panjang. Berdasarkan legenda, dikisahkan Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra melakukan misi penyebaran agama Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali pada abad ke-15.
Raja Dalem Waturenggong sebagai penguasa Bali saat itu menyambut baik kedatangan Dang Hyang Nirartha dalam menjalankan misinya. Penyebaran agama Hindu pun akhirnya sukses memengaruhi penduduk hingga ke banyak pelosok desa Bali.
ADVERTISEMENT
Dalam penyebaran agama tersebut, Dang Hyang Nirartha, melihat sinar suci dari arah laut selatan Bali. Dia pun menuju lokasi memancarnya sinar tersebut yaitu di sebuah pantai di desa Beraban Tabanan.
Desa Beraban Tabanan dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti yang sangat menentang ajaran dari Hindu. Pemimpin daerah ini menganut kepercayaan monotheisme.
Dang Hyang Nirartha akhirnya meditasi di desa ini, tepatnya di atas batu karang di tas daratan yang bentuknya mirip burung beo. Pemimpin daerah itu pun melakukan berbagai cara untuk mengusir keberadaan Dang Hyang Nirartha dari tempat meditasinya.
Mengetahui niat Bendesa Beraban, Dang Hyang Nirartha akhirnya memindahkan batu karang tempatnya bermeditasi ke tengah pantai menggunakan kekuatan spiritual. Batu karang inilah yang kemudian diberi nama Tanah Lot.
ADVERTISEMENT
Tanah Lot artinya batu karang di tengah lautan. Melihat kejadian itu, pemimpin Tabanan percaya dengan kesaktian Dang Hyang Nirartha. Dia pun akhirnya menjadi pemeluk agama Hindu bersama dengan seluruh penduduk setempat.
Setelah menjadi pengikut Dang Hyang Nirartha, Bendesa Beraban diberikan sebuah keris. Keris ini punya manfaat untuk menghilangkan penyakit tanaman dan disimpan di Puri Kediri.
Setiap 6 bulan sekali diadakan upacara persembahan untuk keris pemberian Dang Hyang Nirartha ini di Pura Tanah Lot. Pasca pemberian keris, penduduk desa memiliki hasil panen yang melimpah sehingga penduduk hidup sejahtera.
Sejarah Pura Tanah Lot yang telah diceritakan di atas merupakan kejadian luar biasa yang terjadi di Bali semasa penyebaran agama Hindu. (IMA)
ADVERTISEMENT