Konten dari Pengguna

Sejarah Tirta Gangga, Salah Satu Destinasi Wisata di Bali

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
17 Oktober 2023 15:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah Tirta Gangga, sumber foto: unsplash.com/Florian GIORGIO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah Tirta Gangga, sumber foto: unsplash.com/Florian GIORGIO
ADVERTISEMENT
Taman Air Tirta Gangga merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Bali. Ada sejarah Tirta Gangga yang melatarbelakangi berdirinya objek wisata yang satu ini.
ADVERTISEMENT
Objek wisata ini dibangun sejak masa kerajaan, tepatnya pada masa Kerajaan Karangasem, yaitu pada masa pemerintahan Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem Agung.

Sejarah Tirta Gangga

Ilustrasi sejarah Tirta Gangga, sumber foto: unsplash.com/Florian GIORGIO
Dikutip dari laman resmi Disbudpar Karangasem (https://tourism.karangasemkab.go.id) dijelaskan, bahwa Taman Tirta Gangga adalah sebuah taman air yang dulunya merupakan istana Kerajaan Karangasem.
Taman ini memiliki pesona yang memikat dengan kolam-kolam air jernih, patung-patung artistik, taman-taman hijau dan pemandangan sawah yang menawan.

Asal Mula Nama Tirta Gangga

Nama Tirta Gangga berasal dari dua kata dalam bahasa Sanskerta, yaitu "tirta" yang berarti air suci dan "gangga" yang berarti sungai Gangga di India. Nama ini menggambarkan penghormatan masyarakat Hindu Bali terhadap air sebagai sumber kehidupan dan kesucian.
Air yang mengalir di taman ini berasal dari mata air Rejasa, yang dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Sejarah Tirta Gangga dimulai pada masa Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem Agung, pada tahun 1946.
ADVERTISEMENT

Inspirasi Taman Tirta Gangga

Raja Karangasem sendiri adalah seorang raja yang visioner dan berjiwa seni. Ia terinspirasi oleh keindahan alam dan budaya Bali, serta pengaruh arsitektur Eropa dan Tiongkok. Ia membangun taman ini sebagai tempat istirahat dan rekreasi bagi dirinya dan keluarganya.

Struktur Taman

Taman ini memiliki luas sekitar 1,2 hektare dan terdiri dari tiga tingkatan bangunan. Di tingkat tertinggi, terdapat sumber mata air yang dikelilingi oleh pohon beringin rindang.
Di tingkat kedua, terdapat kolam renang yang dapat digunakan oleh siapa saja untuk berenang atau sekadar berendam. Di tingkat terendah, terdapat kolam hias dengan air mancur dan patung-patung bergaya Hindu dan Cina.

Pemugaran

Tirta Gangga sempat mengalami kerusakan parah akibat letusan Gunung Agung pada tahun 1963. Sebagian besar bangunan hancur dan tertimbun material vulkanik. Raja Karangasem bersama keluarga dan rakyatnya berusaha memugar taman ini dengan dana terbatas.
ADVERTISEMENT
Namun, ia meninggal pada tahun 1966 sebelum sempat menyelesaikan pemugarannya. Setelah kematian Raja Karangasem, taman ini dikelola oleh pemerintah daerah Karangasem.

Jadi Cagar Budaya

Pada tahun 1979, taman ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah pusat. Pada tahun 1981, taman ini mendapatkan bantuan dana dari pemerintah Belanda untuk melakukan pemugaran lebih lanjut.
Pemugaran ini melibatkan ahli-ahli dari berbagai bidang, seperti arsitektur, seni rupa, sejarah dan antropologi. Pemugaran Tirta Gangga dilakukan dengan mengikuti konsep asli yang dibuat oleh Raja Karangasem.
Namun, ada beberapa perubahan yang dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Misalnya, beberapa patung diganti dengan replika karena aslinya sudah rusak atau hilang. Beberapa kolam juga ditambahkan untuk memperluas area taman.
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan mengenai sejarah Tirta Gangga yang merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Bali. (ARD)