Konten dari Pengguna

3 Jembatan Apung di Bandung Barat, Jadi Akses Utama Masyarakat

Seputar Bandung
Menyediakan informasi serba serbi Bandung, mulai dari travel, kuliner, sejarah, dan lainnya.
14 Desember 2023 16:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Jembatan Apung di Bandung Barat. Unsplash/Photos of Korea.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jembatan Apung di Bandung Barat. Unsplash/Photos of Korea.
ADVERTISEMENT
Jembatan apung di Bandung Barat menjadi akses utama masyarakat untuk bepergian. Jembatan apung ini menghubungkan satu desa dengan desa yang lain.
ADVERTISEMENT
Konsep jembatan apung atau jembatan ponton, dalam Buku Ajar Fluida Berbasis Creative Responsibility, Agus Rohman (2021:73), dibuat dengan memasang drum kosong tertutup rapat yang diletakkan berjajar dan diberi papan di atasnya untuk berjalan.
Ketinggian dari jembatan apung ini akan bergantung pada pasang surutnya air di sungai atau waduk yang ada di bawahnya.

Jembatan Apung di Bandung Barat

Ilustrasi Jembatan Apung di Bandung Barat. Unsplash/Tj Holowaychuk.
Di Kabupaten Bandung Barat terdapat Sungai Citarum dan Waduk Saguling. Beberapa kecamatan di dekat sungai dan waduk ini mengandalkan jembatan apung di Bandung Barat sebagai sarana transportasinya.
Berikut ini beberapa jembatan apung yang ada di Kabupaten Bandung Barat, yang menghubungkan 2 kecamatan.

1. Jembatan Cidulang atau Jembatan Bucin

Pertama, ada Jembatan Cidulang atau disebut juga dengan Jembatan Bucin. Jembatan apung ini menghubungkan dua kampung di wilayah Bandung Barat, tepatnya di Kecamatan Cihampelas.
ADVERTISEMENT
Jembatan ini disebut sebagai Jembatan Bucin, karena singkatan dari dua kampung yang dihubungkan, yaitu Kampung Bunder, Desa Karang Anyar, Kecamatan Cililin dengan Kampung Cimonyet, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Cihampelas.
Jembatan Bucin ini membelah aliran Sungai Citarum yang mengalir ke Waduk Saguling. Suasana yang bisa dinikmati saat melalui jembatan ini paling cocok ketika sore hari.
Untuk melalui jembatan ini, aksesnya bisa dijangkau pengunjung dari Kota Bandung menuju Cimahi, kemudian mengarah ke Batujajar menuju Cihampelas. Setelah itu, pengunjung bisa mengarah ke Jalan Maroko hingga ke ujung jalan yang disambungkan oleh Jembatan Bucin.
Melalui jembatan apung ini tidak gratis, ada biaya yang harus dibayar. Untuk melintas dengan kendaraan roda dua, tarifnya Rp5.000. Untuk yang ingin foto-foto saja, Rp4.000.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pengunjung yang ingin berkeliling di sekitar jembatan dengan menaiki perahu yang disediakan warga sambil berswafoto selama 45 menit, perlu membayar Rp10.000.

2. Jembatan Surapatin

Jembatan apung berikutnya ada Jembatan Surapatin di Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar dan Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat.
Jembatan ini dibangun pada tahun 2018, oleh Sertu Heri Supratikno, yakni prajurit TNI aktif yang bertugas di Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav) Padalarang, Bandung Barat. Pengelolaannya sendiri kemudian diserahkan pada sang adik, Abdul Gofur.
Ketika belum dibangun, masyarakat dua desa mengandalkan moda transportasi perahu yang menyeberangkan orang dan juga kendaraan roda dua.
Setalah jembatan apung ini berdiri, masyarakat dua desa kemudian menggunakan jembatan ini sebagai sarana penyeberangan.
ADVERTISEMENT
Tentu ada biaya yang perlu dikeluarkan untuk menyebrang di sini. Masyarakat dengan kendaraan roda dua perlu membayar Rp5.000 dan Rp2.000 untuk pengguna sepeda.

3. Jembatan Jembalas

Terakhir, ada Jembatan Jembalas atau Jembatan Cihampelas. Jembatan apung ini juga menghubungkan dua kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, yaitu Kecamatan Batujajar dan Kecamatan Cihampelas.
Saat pembuatan jembatan apung ini, diketahui perlu mengeluarkan dana sekitar Rp1.000.000.000 (satu milyar) untuk membentangkan jembatan sepanjang 520 meter dengan lebar 2,5 meter ini.
Karena adanya jembatan di atas aliran Sungai Citarum ini, perjalanan bisa dipangkas sekitar 30 menit lebih cepat ketimbang melalui jalan raya yang lebih lama.
Melintasi jembatan ini juga perlu mengeluarkan biaya. Pengendara sepeda motor perlu membayar Rp3.000 untuk sekali jalan. Sementarapengguna sepeda dan pejalan kaki cukup membayar Rp2.000.
ADVERTISEMENT
Begitulah informasi mengenai beberapa jembatan apung di Bandung Barat, yang menjadi akses utama masyarakat dalam melakukan penyeberangan melintasi sungai atau waduk. (Fitri A)