Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
4 Museum di Kota Bandung untuk Wisata sambil Belajar
18 Oktober 2023 12:54 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Seputar Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ingin mengisi liburan bersama keluarga dengan sambil belajar, destinasi wisata edukasi bisa dijadikan pilihan seperti museum. Ada beberapa museum di Kota Bandung bisa dikunjungi untuk wisata sambil belajar dengan cara seru mengenalkan berbagai hal pada anak.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman bandung.go.id, ada rekomendasi untuk rekreasi di beberapa museum dan tugu di Kota Bandung. Di antaranya adalah Museum Geologi, Museum Konferensi Asia Afrika, Museum Sri Baduga dan Museum Pos Indonesia
Museum di Kota Bandung Belajar Sejarah dengan Cara Berbeda
Dari 4 museum di kota Bandung yang disebutkan di atas, apa saja cerita sejarah yang ada di masing-masing museum itu? Lalu, apa yang bisa dilihat di sana? Berikut ulasannya.
1. Museum Geologi
Museum ini awalnya adalah markas Angkatan Udara pemerintah Hindia Belanda pada Perang Dunia II. Museum yang berdiri pada 1929 tersebut merupakan tempat penyimpanan hasil penyelidikan tambang.
Seiring berjalannya waktu, bangunan tersebut beralih fungsi menjadi museum dan dibuka pada umum sejak tahun 2000.
ADVERTISEMENT
Di museum Geologi, pengunjung akan melihat peta geografi Indonesia, hipotesis terjadinya bunyi, perkembangan makhluk hidup dari masa primitif hingga modern, hingga kumpulan fosil tengkorak manusia purba di Indonesia.
Koleksi ini semua membuka wawasan baru bagi para pengunjung dan menjadi paham mengenai ilmu geologi.
Lokasi Museum Geologi: Jl Diponegoro No.57, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung.
Jam Operasional: Selasa-Kamis pukul 09.00-15.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-14.00 WIB.
Harga Tiket Masuk: Rp2.000 untuk pelajar, Rp3.000 untuk umum, dan Rp10.000 untuk wisatawan asing.
2. Museum Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan konferensi tingkat tinggi yang diadakan oleh negara-negara Asia dan Afrika. Konferensi ini juga dikenal dengan sebutan Konferensi Bandung karena diselenggarakan di Bandung pada 18-24 April 1955.
ADVERTISEMENT
Sebagai peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika yang pertama, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M menggagas lahirnya Museum Konferensi Asia Afrika, untuk mengabadikan jiwa, semangat, dan pengaruh Konferensi Asia Afrika 1955. Akhirnya, pada 24 April 1980 Museum Konferensi Asia Afrika pun diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Museum Konferensi Asia Afrika menyajikan film dokumenter tentang kondisi dunia hingga 1950-an. Tergambarkan juga situasi ketika Konferensi Asia Afrika berlangsung.
Di museum ini, tersedia juga perpustakaan yang berisi dokumen dan konferensi, serta pameran temporer untuk mengedukasi publik terkait politik luar negeri dan sejarah diplomasi di Indonesia.
Lokasi Museum Konferensi Asia Afrika: Jl. Asia Afrika No.65, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Jam Operasional: Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu pukul 09.00-16.00 WIB
ADVERTISEMENT
Harga Tiket Masuk: Gratis
3. Museum Sri Baduga
Museum ini dibangun sebagai wujud kecintaan wargi Jabar terhadap suku Sunda, di sebuah bangunan yang sebelumnya merupakan bekas Kawedanan Tegallega.
Didirikan tahun 1974, museum ini diresmikan pada 1980 dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr Daud Yusuf.
Di tahun 1990, museum ini berubah nama menjadi Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga. Sri Baduga ialah nama seorang Raja Agung kerajaan Sunda yang beragama Hindu di Jawa Barat.
Koleksi pada Museum Sri Baduga banyak memamerkan berbagai macam benda bersejarah dan benda antik yang bernilai seni tinggi. Beragam benda tersebut terdiri dari beberapa koleksi, seperti koleksi arca pada zaman megalitik, pakaian adat, rumah, perkakas, permainan, dan alat musik tradisional.
ADVERTISEMENT
Lokasi Museum Sri Baduga: Jl. BKR No.185, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung.
Jam Operasional: Selasa-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB, Sabtu dan Minggu pukul 08.00-14.00 WIB
Harga Tiket Masuk: Dewasa Rp3.000, Anak Rp2.000, Wisatawan Asing Rp5.000.
4. Museum Pos Indonesia
Berdiri sejak 1931 dengan nama Museum Pos Telegraph dan Telepon (PTT), museum ini sempat terbengkalai sebelum akhirnya Perum Pos dan Giro membentuk panitia untuk memperbaiki dan merawat benda-benda koleksi museum tersebut.
Sejak 27 September 1983, Museum PTT resmi berubah nama menjadi Museum Pos dan Giro. Museum ini memiliki koleksi perangko pertama di dunia, dan perangko pertama yang diluncurkan di Indonesia.
Selain perangko, Museum Pos Indonesia memiliki koleksi timbangan surat, informasi tentang perkembangan pos di Indonesia, koleksi lukisan yang menggambarkan sejarah Pos Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ada juga koleksi surat tua dan banyak informasi tentang tokoh-tokoh yang berperan dalam sejarah perkembangan pos di dunia maupun Indonesia.
Lokasi Museum Pos Indonesia: Jl. Cilaki No.73, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung.
Jam Operasional: Senin-Jumat pukul 08.00-17.00 WIB
Harga Tiket Masuk: Gratis
Belajar melalui kunjungan ke museum di Kota Bandung akan menambah pengalaman baru dalam mendapat ilmu sejarah. Jadi, wisata museum bisa jadi agenda baru wisata liburan bersama keluarga.(VAN)