Konten dari Pengguna

Gunung Cikuray, Pusat Pertapaan Kerajaan Sunda Zaman Dulu

Seputar Bandung
Menyediakan informasi serba serbi Bandung, mulai dari travel, kuliner, sejarah, dan lainnya.
9 Mei 2024 14:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gunung Cikuray, foto hanya ilustrasi, bukan gambar sebenarnya, Pexels/Вальдемар
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Cikuray, foto hanya ilustrasi, bukan gambar sebenarnya, Pexels/Вальдемар
ADVERTISEMENT
Gunung Cikuray merupakan salah satu gunung di Danyeuhmanggung, Kabupaten Garut yang tidak hanya indah tapi juga memiliki sejarah menarik untuk dipelajari. Berdasarkan beberapa naskah kuno, Gunung ini juga dikenal sebagai Gunung Larang Srimanganti atau Srimanganten.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-17, lereng gunung ini menjadi mandala, yaitu pusat pertapaan para pendeta dan kegiatan tulis-menulis Kerajaan Sunda atau Kabuyutan.

Sejarah Unik Gunung Cikuray

Gunung Cikuray, foto hanya ilustrasi, bukan gambar sebenarnya, Pexels/ SlimMars 13
Tradisi kerajaan Sunda dalam bidang tulis-menulis berlangsung di tempat ini. Di sini para pendeta mencari dan menuntut ilmu serta menjadi cikal bakal tradisi tulis-menulis Kerajaan Pajajaran.
Perlu diketahui, di lereng gunung ini, terdapat tempat yang disebut Mandala yang mana merupakan pemukiman para pendeta. Mandala ini menjadi pusat penelitian para ahli dan tempat di mana banyak naskah Sunda kuno ditulis.
Bukti-bukti tertulis mengenai mandala ini masih tersimpan di sebuah cagar budaya bernama Ciburuy di Kecamatan Cigedug. Pada tahun 1856, Raden Saleh menemukan naskah lontar Sunda Kuna di sekitar daerah tersebut yang kemudian diserahkan pada Bataviaasche Genootschap (sekarang Museum Nasional Jakarta).
ADVERTISEMENT
Naskah lontar ini ditemukan pada kropak nomor 410 dan diberi tulisan: “Carita Pakuan naskah Raden Saleh, Pantun Sunda pada daun lontar, penulisannya Kai Raga, cucu pertapa di Gunung Cikuray.”
Kai Raga sendiri merupakan seorang pertapa yang tinggal di sekitar Sutanangtung, Gunung Larang Srimanganti. Keterangan lengkap mengenai cerita ini dapat dibaca dari beberapa buku, termasuk Ratu Pakuan (1970) karya Atja dan Tiga Pesona Sunda Kuna (2009) susunan J. Noorduyn dan A. Teeuw. Dengan penemuan naskah lontar ini, tradisi tulis-menulis di gunung ini menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya Sunda.
Meskipun memiliki sejarah unik, gunung ini menjadi favorit pendaki yang hendak berkemah. Hal ini dikarenakan gunung tersebut memiliki pemandangan indah dan menawan.
ADVERTISEMENT
Jadi, Gunung Cikuray bukan hanya sekadar gunung dengan pemandangan indah, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan spiritual yang mendalam. Bagi para pecinta alam dan peneliti, gunung ini adalah tempat yang menarik untuk dieksplorasi. (AIN)