Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Karang Gantungan Majalaya: Wisata Cagar Alam Eksotis di Bandung
8 Agustus 2024 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bandung memiliki segudang tempat wisata alam yang eksotis. Salah satunya Karang Gantungan Majalaya, yang merupakan kawasan cagar alam yang menjadi objek wisata di Bandung.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Alam dan Perkembangannya. Veince, dkk. (2024:119), cagar alam merupakan salah satu kawasan alam yang terdapat tumbuhan dan hewan. Biasanya makhluk hidup tersebut perkembangannya diserahkan pada alam.
Daya Tarik dan Lokasi Karang Gantungan Majalaya
Karang Gantungan Majalaya berada di Cilodong, Karangtunggal, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung , Jawa Barat 40383. Lokasinya berjarak sekitar 35 kilometer dengan durasi tempuh sekitar 1 jam 35 menit.
Ada situs peninggalan Kerajaan Saunggalah yang bisa dikunjungi saat berkunjung ke tempat wisata ini. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Kota Bandung dari ketinggian 1.000 mdpl. Ini sangat cocok untuk menghabiskan libur akhir pekan.
Daya tarik lainnya juga ada pada monyet ekor panjang yang banyak di tempat wisata ini. Namun, pengunjung tak perlu khawatir. Karena ada beberapa ketentuan yang sudah disediakan pengelola agar tidak diganggu oleh monyet-monyet yang ada di kawasan.
ADVERTISEMENT
Pada tempat wisata ini, terdapat sebuah batu berukuran besar yang terikat oleh akar besar pohon beringin. Pada sekitar batu tersebut, terdapat makam seorang guru dari Kerajaan Saunggalah.
Jika dari Kota Bandung ingin mengunjungi tempat wisata ini, Stasiun Bandung bisa menjadi patokan. Selanjutnya bisa mengikuti arah berikut sebagai panduan:
ADVERTISEMENT
Karang Gantungan Majalaya ini sangat cocok dikunjungi saat libur akhir pekan. Pengunjung bisa belajar tentang konservasi hingga sejarah yang ada di tempat wisata ini. (NAI)