Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Masjid Agung Sumedang, Masjid Bersejarah dengan Arsitektur Unik
11 Oktober 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lokasi masjid ini pun sangat strategis, dekat alun-alun. Dengan bangunannya yang menarik, tempat ini sering dijadikan tujuan wisata religi.
Menelusuri Sejarah dan Arsitektur Masjid Agung Sumedang
Bukan hanya tempat ibadah, Masjid Agung Sumedang adalah saksi dari perkembangan Kota Sumedang. Sebelum berkunjung, ketahui dulu bagaimana sejarah dan gambaran arsitektur Masjid Agung Sumedang di bawah ini.
1. Sejarah Masjid Agung
Masjid Agung Sumedang sudah dibangun sejak tahun 1850 Masehi. Pembangunannya pun melibatkan peran serta dari etnis Tionghoa yang datang ke Sumedang.
Di mana mereka berkunjung dan ikut membantu pembangunannya. Lebih dari itu, berdirinya masjid Agung juga gagasan dari Pangeran Sugih atau Pangeran Soeria Koesoemah Adinata, selaku Bupati Sumedang yang menjabat di tahun 1836-1882.
Meskipun sudah mengalami revitalisasi beberapa kali, bentuk masjid ini tidak banyak berubah. Tetap memukau dan unik.
ADVERTISEMENT
2. Arsitektur Masjid
Karena melibatkan Etnis Tionghoa, hal ini memengaruhi arsitektur dari bangunan masjidnya. Bisa dilihat, bangunannya merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Islam.
Ini tampak menonjol dari bentuk atapnya yang tersusun tiga dan semakin kecil ke atas bentuknya, bagian teratas berbentuk limas atau dikenal mamale. Hal ini menyerupai bangunan pagoda, vihara atau kelenteng.
Selain itu bagian puncak atasnya terdapat benda mustika yang menyerupai mahkota raja-raja di masa lampau. Lebih dalam lagi, mimbar masjidnya dibuat antik, berdiri dengan bentuk asli dengan dikelilingi empat tiang yang dicat keemasan.
Sementara khatibnya dibuat dengan empat trap sebagai tangga dan tempat duduk selayaknya singgasana kerajaan. Bahkan tombak yang biasa dipegang oleh muroqi dan khatib masih utuh berbentuk kayu jati yang diperkirakan sudah berumur 120 tahun.
ADVERTISEMENT
Ciri khas lain dari masjid ini adalah banyaknya tiang penyangga yang berjumlah 116 tiang. Sirkulasi di masjid ini sangat cukup membuat jamaah nyaman beribadah.
3. Fasilitas Masjid Agung dan Lokasi
Seperti masjid pada umumnya, masjid ini memiliki tempat ibadah pria dan perempuan yang terpisah, begitupun dengan tempat wudhunya. Selain itu terdapat taman dan bangku-bangku di luar masjid.
Mengutip dari Instagramnya @masjidagungsumedang, masjid ini aktif dikelola dan sering mengadakan kajian setiap subuh jumat yang disebut dengan kuliah subuh.
Masjid Agung terletak di sebelah barat Alun-alun Sumedang, tepatnya beralamat di Jl. P. Sugih, Regol Wetan, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang. Masjid ini dapat diakses untuk beribadah, mulai dari jam 04.00-22.00.
ADVERTISEMENT
Masjid Agung Sumedang, bngunan yang tampak sederhana dan unik terdapat sejarah perjalanan yang panjang. (INE)