Konten dari Pengguna

Sejarah Jalan Dago yang Telah Ada Sejak Zaman Kolonial Belanda

Seputar Bandung
Menyediakan informasi serba serbi Bandung, mulai dari travel, kuliner, sejarah, dan lainnya.
11 Agustus 2024 14:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Jalan Dago. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Josh Sorenson
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Jalan Dago. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Josh Sorenson
ADVERTISEMENT
Mengulik sejarah suatu tempat menjadi hal yang menarik untuk di bahas, salah satunya yakni mengulik sejarah Jalan Dago di Bandung. Jalan Dago, atau yang dikenal sebagai Jalan Ir. H. Djuanda menjadi salah satu jalan legendaris di kota yang dijuluki Kota Kembang ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip bandung.co.id, Dago merupakan daerah yang sudah sangat terkenal sejak zaman kolonial, bahkan sampai saat ini. Apalagi saat ini Jalan Dago sering dijadikan car free day setiap hari Minggu dan semakin menjadi daya tarik masyarakat maupun wisatawan.

Sejarah Jalan Dago Bandung yang Legendaris

Sejarah Jalan Dago. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Pixabay/tienthinhphoto
Dikenal sebagai sentra fashion dan kuliner di Bandung, ternyata Dago menyimpan asal-usul yang mungkin belum diketahui wisatawan. Berikut sejarah Jalan Dago yang telah ada sejak zaman kolonial Belanda hingga saat ini.
Mengutip Bachtiar dalam buku Toponimi: Susur Galur Nama Tempat di Jawa Barat (2019), penamaan Jalan Dago tercipta sejak zaman kolonial Belanda. Kata dago berasal dari bahasa Sunda, yakni ngadagoan yang artinya menunggu.
Dulu, daerah Dago dihindari karena daerah Bandung Utara pada masa lalu merupakan daerah yang dikuasai para perampok. Selain itu, banyak juga hewan buas yang menghuni area hutan, khususnya hutan yang terletak di Terminal Dago saat ini.
ADVERTISEMENT
Warga Bandung dulu memiliki kebiasaan pergi ke pasar setelah salat subuh. Namun, karena kondisi jalan yang minim penerangan dan rawan perampok, warga menjadi terbiasa untuk saling menunggu sebelum pergi ke kota.
Dari peristiwa itu, asal-usul nama dago tercipta karena tempat tersebut menjadi tempat warga saling menunggu untuk bisa pergi beramai-ramai ke kota agar tetap aman.

Jalan Dago di Masa Kini

Jalan dago. Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber foto: Pexels/Steve Johnson
Saat ini, kondisi Jalan Dago telah jauh berbeda. Masyarakat maupun wisatawan sudah bisa menikmati berbagai fasilitas serta mengunjungi banyak tempat wisata di sini.
Terdapat puluhan cafe, restoran, swalayan, hotel, sampai rumah sakit di sepanjang Jalan Dago. Selain itu, kampus ITB pun berlokasi di jalan ini. Trotoar Jalan Dago juga ditanami pohon yang rindang serta dilengkapi meja dan kursi untuk para pejalan kaki bersantai.
ADVERTISEMENT
Demikianlah sejarah Jalan Dago yang mungkin belum diketahui para wisatawan. Namun, saat ini wisatawan tidak perlu khawatir karena Jalan Dago saat ini telah menjadi kawasan modern yang nyaman untuk dikunjungi.(LIS)