Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
3 Penyakit Kulit Kucing yang Perlu Diwaspadai dan Tips Penanganannya
18 Juni 2023 19:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Terdapat bebagai penyakit kulit kucing yang perlu diwaspadai, salah satunya adalah abses.
ADVERTISEMENT
Apabila tidak segera mendapat penanganan yang tepat, hal ini bisa berakibat fatal, khususnya pada imun kucing.
Untuk mengetahui jenis penyakit kulit kucing lain dan tips penanganannya, simak artikel berikut ini.
Penyakit Kulit pada Kucing dan Penanganannya
Kulit merupakan salah satu bagian tubuh yang dapat dilihat langsung oleh mata telanjang. Karena itulah penyakit kulit kucing umumnya mudah dikenali. Berikut adalah beberapa penyakit kulit kucing yang perlu diwaspadai.
1. Alergi Kutu
Kutu adalah serangga kecil yang menghisap darah manusia atau hewan yang dihinggapinya. Selain mengganggu, kutu juga bisa menularkan penyakit dan menyebabkan alergi.
Ada lebih dari 2.200 spesies kutu yang diakui di seluruh dunia. Di mana beberapa di antaranya kerap menghinggapi tubuh kucing.
Dilansir dari situs msdvetmanual.com, Amerika Utara, hanya beberapa spesies yang biasanya menempati hewan peliharaan rumahan.
ADVERTISEMENT
Dua spesies kutu yang umum adalah kutu kucing (Ctenocephalides felis) dan kutu anjing (Ctenocephalides canis).
Kutu kucing menyebabkan iritasi parah pada kulit kucing. Bagian terburuknya, kutu juga dapat menyebabkan anemia (kadar sel darah merah rendah) dan menularkan berbagai macam penyakit, termasuk infeksi cacing pita , infeksi bakteri, dan rickettsiae seperti tifus .
Untuk menanganinya, sebaiknya segera bawa kucing ke dokter hewan untuk dilakukan tes kulit guna memastikan diagnosis dermatitis alergi kutu.
Selain itu bisa juga dilakukan tindakan pengendalian kutu secara mandiri. Caranya dengan melakukan penyemprotan berulang pada kucing dan kandangnya. Jaga kebersihan rumah dengan menyedot debu secara teratur.
2. Alopecia
Alopecia adalah ketiadaan bulu sebagian atau seluruhnya di area yang biasanya tumbuh rambut. Bulu rontok pada kucing bisa menjadi pertanda adanya penyakit.
ADVERTISEMENT
Jika kucing mengalami kerontokan bulu dan menggaruk area tersebut secara berlebihan, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Untuk mengobati rasa gatal akibat alopecia atau kerotokan bulu kucing, dapat dengan memberikan salep steroid. Selain itu, bisa juga memberikan antibiotik jika diperlukan saat mengalami infeksi kulit yang parah.
3. Kurap
Kurap pada kucing sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung. Pasalnya, jamur penyebab kurap dapat hidup di permukaan seperti tempat tidur, handuk, dan bantal.
Infeksi kurap ringan terkadang bisa sembuh tanpa pengobata. Akan tetapi, perawatan medis diperlukan bagi kucing dengan infeksi yang lebih serius.
Baik anak kucing maupun kucing dewasa sama-sama berisiko terkena infeksi kurap. Gejala kurap pada kucing sering meliputi adanya bercak kulit yang memerah.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasinya maka bisa dilakukan dengan pemotongan bulu yang terjangkit jamur. Hal ini diperlukan sebab untuk menghentikan penyebaran kurap dan memastikan perawatan kulit bekerja dengan baik.
Selain itu bisa memberikan sampo obat saat memandikan kucing sebanyak satu atau dua kali seminggu sampai infeksinya benar-benar hilang.
Itulah ulasan mengenai penyakit kulit kucing yang perlu diketahui dan diwaspadai. (Ida)