Konten dari Pengguna

3 Penyebab Kelangkaan Hewan Bunglon dan Cara Melestarikannya

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
2 Januari 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bunglon. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bunglon. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Bunglon menjadi salah satu makhluk hidup yang paling menarik di dunia. Sebab hewan memiliki kemampuan unik untuk mengubah warna tubuh dan mata yang berputar 360 derajat.
ADVERTISEMENT
Namun, pesona itu ternyata tidak menjamin keamanan mereka dari ancaman kepunahan. Faktanya, 36% dari populasi bunglon di dunia menghadapi risiko kepunahan.
Menurut laporan dari Mongabay, salah satu yang menyebabkan krisis populasi bunglon adalah aktivitas manusia yang terus menerus merambah habitat alami mereka. Perburuan ilegal dan perdagangan satwa liar juga menambah tekanan terhadap populasi mereka yang sudah berkurang.
Namun, penyebab kelangkaan hewan bunglon bukan hanya itu. Simak penyebab lainnya dalam artikel ini.

Penyebab Utama Kelangkaan Bunglon

Ilustrasi Bunglon. Foto: Pexels
Berikut sejumlah penyebab utama kelangkaan hewan bunglon di dunia:

1. Kehilangan Habitat Akibat Aktivitas Manusia

Salah satu ancaman terbesar bagi populasi bunglon adalah kehilangan habitat. Menurut Phys, pembangunan infrastruktur, perluasan lahan pertanian, dan aktivitas penebangan hutan telah memusnahkan sebagian besar habitat alami bunglon.
ADVERTISEMENT
Di Tanzania, misalnya, fragmentasi hutan menjadi penyebab utama penurunan jumlah populasi bunglon di kawasan tersebut. Habitat yang terfragmentasi mempersulit bunglon untuk mencari makan, berlindung, dan berkembang biak.
World Wild Life juga menyoroti bahwa kerusakan habitat di pulau-pulau seperti Madagaskar, yang menjadi rumah bagi banyak spesies bunglon endemik, semakin mempercepat krisis populasi ini.
Pulau tersebut mengalami deforestasi besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan kayu dan perluasan lahan pertanian, meninggalkan sedikit ruang bagi satwa liar untuk bertahan hidup. Dampak ini sebenarnya tidak hanya membahayakan kehidupan bunglon, tetapi juga ekosistem secara keseluruhan.

2. Perburuan Ilegal dan Perdagangan Satwa Liar

Selain kehilangan habitat, ancaman lain yang tidak kalah serius adalah perburuan ilegal dan perdagangan satwa liar. Dalam laman Mongabay diungkapkan bahwa bunglon sering kali diburu untuk dijual sebagai hewan peliharaan eksotis.
ADVERTISEMENT
Permintaan tinggi dari pasar internasional membuat bunglon menjadi target empuk bagi para pemburu ilegal. Proses penangkapan dan perdagangan ini tidak hanya membahayakan individu bunglon, tetapi juga memengaruhi populasi mereka secara keseluruhan.
Di beberapa negara, regulasi yang lemah dalam melindungi satwa liar membuka peluang bagi aktivitas perdagangan ilegal. Hal ini mengakibatkan tekanan besar pada populasi bunglon liar.
Terlebih lagi, bunglon merupakan hewan yang tingkat reproduksinya rendah. Alhasil, butuh waktu yang lama bagi mereka untuk bisa berkembang biak, sedangkan ancaman perburuan masih terus masif.

3. Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim juga menjadi faktor penting yang memperburuk kelangkaan bunglon. Menurut Phys, suhu yang meningkat, pola cuaca yang tidak menentu, dan perubahan vegetasi telah mengganggu ekosistem tempat bunglon hidup.
ADVERTISEMENT
Bunglon adalah spesies yang sangat tergantung pada lingkungan yang stabil. Jadi, perubahan kecil sekalipun dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk bertahan hidup.
Pulau-pulau kecil yang menjadi rumah bagi bunglon juga lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim. Naiknya permukaan air laut dan cuaca ekstrem dapat merusak ekosistem, menghilangkan habitat alami, dan memengaruhi sumber makanan bunglon.

Upaya Pelestarian Bunglon

Ilustrasi Bunglon. Foto: Pexels
Melihat ancaman yang begitu besar, langkah-langkah pelestarian menjadi sangat penting. Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan berbagai pihak, seperti pemerintah dan organisasi yang berwenang dalam melestarikan hewan.

1. Pelestarian Habitat Alami Bunglon

Sebaiknya bentuk kawasan konservasi dan taman nasional yang dapat menjadi tempat perlindungan bagi populasi bunglon. Selain itu, reboisasi dan rehabilitasi hutan yang rusak juga merupakan strategi penting.
ADVERTISEMENT
Penanaman kembali vegetasi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kehidupan bunglon juga harus dilakukan. Program ini tidak hanya menguntungkan bunglon, tetapi juga berbagai spesies lain yang berbagi habitat serupa.

2. Penegakan Hukum dan Pengawasan Perdagangan Ilegal

Perdagangan ilegal bunglon sebagai hewan peliharaan eksotis merupakan ancaman besar yang memerlukan tindakan tegas. Jadi, perlu adanya penguatan regulasi dan penegakan hukum yang lebih ketat untuk menghentikan aktivitas ini.
Di beberapa negara, pemerintah telah mulai meningkatkan patroli di kawasan hutan yang rawan pemburuan serta memperketat pengawasan di pelabuhan dan bandara. Hal ini semestinya bisa ditiru oleh seluruh negara di dunia.

3. Edukasi dan Partisipasi Masyarakat

Pentingnya edukasi kepada masyarakat lokal juga menjadi sorotan utama dalam upaya pelestarian bunglon. Sebab, banyak aktivitas yang merusak habitat bunglon dilakukan karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya spesies ini dalam ekosistem. Dengan edukasi yang baik, masyarakat dapat menjadi mitra dalam menjaga keberlanjutan populasi bunglon.
ADVERTISEMENT

4. Penelitian dan Pemantauan Populasi Bunglon

Penelitian ilmiah juga berperan penting dalam memahami kebutuhan spesifik bunglon dan ancaman yang mereka hadapi. Sebaiknya kumpulkan data populasi secara teratur untuk memantau perkembangan atau penurunan jumlah bunglon.
Data itu dapat digunakan untuk merancang kebijakan pelestarian yang lebih efektif dan berbasis bukti. Selain itu, lakukan pemantauan menggunakan drone atau kamera.
Tujuannya untuk membantu para peneliti mempelajari perilaku bunglon di habitat aslinya tanpa mengganggu kehidupan mereka. Pengetahuan ini sangat penting untuk memastikan upaya pelestarian yang dilakukan benar-benar mendukung keberlanjutan spesies ini.
(DEL)