Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
7 Penyebab Kucing Agresif yang Penting untuk Diketahui
26 Agustus 2023 21:48 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kucing adalah makhluk yang penuh kepribadian , namun terkadang mereka dapat menunjukkan perilaku agresif yang membingungkan bagi pemiliknya. Terdapat berbagai faktor penting kenapa kucing agresif yang perlu diketahui oleh para pemilik hewan peliharaan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui alasan kenapa kucing agresif, simak penjelasan berikut.
Alasan Kenapa Kucing Agresif
Mengutip Majalah Cat and Dog Edisi 2, inilah berbagai faktor mengapa kucing dapat berubah menjadi agresif, yaitu:
1. Kesakitan
Salah satu alasan utama kucing bisa menjadi agresif adalah adanya rasa sakit. Ketika kucing mengalami sakit, mereka mungkin merasa terancam dan merespons dengan agresif sebagai bentuk pertahanan.
Jika kucing tiba-tiba berubah perilaku menjadi lebih agresif, penting untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter hewan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit atau cedera yang mendasarinya.
2. Ketakutan
Kucing yang merasa terancam atau takut juga dapat menunjukkan perilaku agresif. Ketika merasa terpojok atau dalam situasi yang tidak nyaman, kucing mungkin melampiaskan ketakutannya dengan mengancam atau menyerang.
Penting untuk memberikan lingkungan yang aman dan ramah bagi kucing agar mereka tidak merasa terancam.
ADVERTISEMENT
3. Perubahan Hormon
Perubahan hormon, seperti saat kucing betina yang belum dikawinkan mengalami siklus kawin, dapat memengaruhi perilaku. Kucing jantan yang belum dikastrasi juga cenderung lebih agresif dalam mempertahankan wilayah atau bersaing dengan kucing lainnya.
Kastrasi atau sterilisasi dapat membantu mengendalikan perubahan hormon ini.
4. Stres
Seperti manusia, kucing juga bisa mengalami stres . Perubahan lingkungan, kehadiran hewan lain, atau gangguan rutin harian dapat menyebabkan stres pada kucing, yang dalam beberapa kasus bisa berujung pada perilaku agresif.
Menciptakan rutinitas yang konsisten dan memberikan tempat persembunyian yang aman dapat membantu mengurangi stres pada kucing.
5. Respons Trauma
Kucing yang pernah mengalami pengalaman traumatis, seperti kecelakaan atau penanganan kasar di masa lalu, mungkin memiliki respons agresif sebagai mekanisme bertahan.
Penting bagi pemilik untuk memberikan perlakuan lembut dan sabar kepada kucing yang mungkin memiliki latar belakang trauma.
ADVERTISEMENT
6. Ketidakseimbangan Biokimia
Ketidakseimbangan dalam zat kimia otak juga dapat memengaruhi perilaku kucing. Beberapa kondisi medis atau genetik bisa menyebabkan perubahan dalam biokimia otak, yang pada gilirannya memengaruhi suasana hati dan perilaku kucing.
7. Perubahan Hierarki Sosial
Kucing yang hidup dalam kelompok sosial, seperti beberapa kucing dalam satu rumah, dapat mengalami perubahan dalam hierarki sosial. Ini bisa memicu konflik dan perilaku agresif saat kucing berjuang untuk membangun posisinya dalam hierarki.
Memahami penyebab kucing agresif adalah langkah penting dalam merawat hewan peliharaan dengan baik. Pemilik kucing perlu melihat lebih dari sekadar perilaku luar dan mencoba mengidentifikasi akar permasalahan.
Jika diperlukan, dapat berkonsultasi dengan dokter hewan atau ahli perilaku hewan untuk mendapatkan panduan lebih lanjut.