Akuaponik: Pengertian, Sistem, dan Penerapannya

Ilustrasi akuaponik adalah (gambar: unsplash.com)

Secara singkat, akuaponik menjadi hasil dari dua metode berupa akuakultur dengan hidroponik. Akuaponik adalah sebuah sistem dan metode untuk menggabungkan tanaman dan ikan tumbuh bersama.

Penerapan dan penggunaan metode ini sebenarnya bisa dicoba sendiri untuk diterapkan di rumah. Adanya metode ini juga tidak lepas dari keterbatasan lahan, yang artinya memang dirancang untuk area sempit. Simak artikel ini untuk mengetahui penjelasannya.

Pengertian dan Sistem Akuaponik

Ilustrasi akuaponik adalah (gambar: unsplash.com)

Sistem akuaponik cukup efektif untuk diterapkan di daerah perkotaan yang lahannya terbatas. Akuaponik adalah suatu sistem yang menggabungkan budidaya ikan dan sayuran yang saling bergantung dan saling menguntungkan.

Ikan yang dibudidayakan menerima pakan langsung dari peternakan. Adapun sayuran memperoleh nutrisi dari penguraian kotoran ikan dan sisa pakan sehingga bermanfaat untuk sintesis protein nabati.

Namun, air dari akuarium tidak bisa dialirkan langsung ke tanaman, tetapi harus melalui sistem filtrasi dan sistem nitrifikasi terlebih dahulu.

Hal tersebut dilakukan tidak hanya bertujuan untuk mengendapkan kotoran ikan, tujuan lainnya, yaitu mengubah unsur nitrogen utama di kolam ikan, seperti urea dan amonia.

Hal ini disebabkan tanaman hanya menyerap nitrogen dalam bentuk ionik. Nitrifikasi juga dapat mencegah keracunan tanaman karena dominasi unsur nitrogen.

Umumnya, instalasi sistem akuaponik terdiri dari rak tanam sayuran, kolam ikan, waterer, sistem filtrasi, drum penyimpan air, dan instalasi pipa yang dapat menghubungkan keseluruhan sistem.

Penerapan Akuaponik di Rumah

Ilustrasi akuaponik adalah (gambar: pixabay.com)

Pada dasarnya, yang dibutuhkan untuk menerapkan akuaponik di rumah, yaitu rak tanaman. Adapun kolam ikan yang bisa digunakan dapat berupa tangki tekstil, tong plastik, tangki semen, atau tangki rangka baja yang dilapisi terpal.

Sistem akuaponik menggunakan media yang hampir sama dengan sistem hidroponik, seperti rockwool, arang sekam, kopra dan hidroton. Adapun kebutuhan lahan untuk bercocok tanam tergantung dari jenis tanamannya.

Sementara, jenis ikan yang umum dimanfaatkan adalah lele, nila, dan gurame. Jenis ikan sendiri tentu dapat diubah sesuai keinginan.

Ikan-ikan tersebut membutuhkan pakan untuk tumbuh dan sisa pakan di kolam membantu tanaman tumbuh setelah proses pembusukan berlangsung. Karenanya, umpan yang dibutuhkan tergantung dari jenis ikan yang dipilih.

Keunggulan lain dari sistem ini adalah tidak perlu menggunakan unsur hara atau pupuk karena unsur hara benar-benar berasal dari air kolam. (AML)