Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Benih Hidroponik Bisa Ditanam di Tanah? Ini Jawabannya
5 Oktober 2024 1:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teknik hidroponik semakin populer di kalangan petani modern karena tidak memerlukan tanah dan dapat menghemat ruang. Namun, sering muncul pertanyaan Apakah benih hidroponik bisa ditanam di tanah?
ADVERTISEMENT
Bagi petani pemula atau masyarakat umum yang tertarik mencoba metode berbeda, pemahaman ini cukup penting. Perpaduan metode hidroponik dan konvensional dapat menjadi salah solusi untuk memangkas biaya yang dikeluarkan.
Apakah Benih Hidroponik Bisa Ditanam di Tanah?
Apakah benih hidroponik bisa ditanam di tanah? Jawabannya adalah ya, sebagian besar benih hidroponik sebenarnya bisa ditanam di tanah. Perbedaan utama antara benih hidroponik dan benih konvensional biasanya terletak pada media tumbuhnya.
Mengutip “Pemanfaatan Lahan dengan Sistem Hidroponik”, Jurnal Bonorowo, Ida Syamsu Roidah (2014:143), menjelaskan metode hidroponik menggunakan media tanam selain dari tanah.
Misalnya dengan memanfaatkan kerikil, pasir, batu apung, potongan kayu, rockwool, maupun cocopeat sebagai media tanamnya.
Meskipun demikian, benih tersebut tetap memiliki potensi tumbuh yang sama di tanah selama kondisi lingkungan, seperti sinar matahari, air, dan kebutuhan nutrisinya mendukung.
ADVERTISEMENT
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Memindahkan Benih Hidroponik ke Tanah
Sebelum memindahkan benih hidroponik ke tanah, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar tanaman dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan barunya.
1. Kondisi Tanah
Pastikan tanah yang digunakan memiliki kualitas yang baik, subur, dan kaya nutrisi. Tanah harus memiliki keseimbangan antara kelembapan dan drainase yang baik agar akar tidak tergenang air.
Selain itu, penambahan kompos atau pupuk organik dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah.
2. Penyesuaian Akar
Akar yang tumbuh dalam sistem hidroponik biasanya terbiasa dengan lingkungan yang lebih steril dan langsung mendapatkan nutrisi dari air.
Saat memindahkan ke tanah, akar akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan media tanah yang padat. Pastikan proses pemindahan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada akar.
ADVERTISEMENT
3. Penyiraman
Benih hidroponik yang dipindahkan ke tanah membutuhkan penyiraman yang teratur, terutama pada fase awal penanaman.
Pastikan tanah cukup lembap, tetapi tidak terlalu basah. Penyiraman yang terlalu banyak dapat menyebabkan akar busuk, sementara kekurangan air bisa membuat tanaman sulit berkembang.
4. Sinar Matahari
Tanaman yang dipindahkan ke tanah tetap membutuhkan sinar matahari yang cukup. Perhatikan intensitas cahaya yang diterima tanaman.
Untuk tahap awal, sebaiknya hindari paparan langsung sinar matahari terlalu lama, terutama jika tanaman masih dalam tahap penyesuaian.
5. Pemupukan
Tanaman hidroponik biasanya mendapatkan nutrisi yang stabil melalui larutan nutrisi, sementara di tanah, nutrisi harus disediakan melalui pemupukan. Gunakan pupuk organik atau anorganik yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan tanaman di lingkungan tanah.
6. Kondisi Lingkungan
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan angin juga perlu diperhatikan. Tanaman hidroponik mungkin lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan saat pertama kali dipindahkan ke tanah.
ADVERTISEMENT
Usahakan menjaga lingkungan tetap stabil agar tanaman tidak mengalami stres.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hidroponik biasanya lebih steril dan memiliki risiko hama yang lebih rendah. Namun, saat dipindahkan ke tanah, tanaman akan lebih rentan terhadap hama dan penyakit yang mungkin ada di dalam tanah. Perhatikan tanda-tanda serangan hama dan lakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Jawaban dari pertanyaan "Apakah benih hidroponik bisa ditanam di tanah?" adalah bisa. Petani dapat lebih fleksibel dalam memilih metode tanam sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. (DIN)