Konten dari Pengguna

Apakah Kerbau Berkubang saat Terik Matahari? Ini Faktanya

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
20 Februari 2025 13:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi apakah kerbau berkubang saat terik matahari. Foto: Pexels.com/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi apakah kerbau berkubang saat terik matahari. Foto: Pexels.com/Pixabay
ADVERTISEMENT
Apakah kerbau berkubang saat terik matahari? Hewan ini memiliki karakteristik unik dalam menghadapi suhu panas. Kondisi fisiologisnya membuatnya bereaksi terhadap cuaca panas dengan cara tertentu.
ADVERTISEMENT
Cara bertahan hidup kerbau berkaitan erat dengan lingkungan sekitar serta faktor internal tubuhnya.

Apakah Kerbau Berkubang Saat Terik Matahari?

Ilustrasi apakah kerbau berkubang saat terik matahari. Foto: Pexels.com/Zeynep Sude Emek
Apakah kerbau berkubang saat terik matahari? Faktanya, kerbau memang sering berkubang untuk mengatasi suhu panas yang tinggi.
Mengutip dari cattlebuffaloclub.peternakan.unpad.ac.id, hewan ini memiliki suhu tubuh yang cukup tinggi, sekitar 38,2-38,4°C, sedangkan suhu lingkungan yang ideal baginya berkisar antara 22-30°C.
Ketika suhu meningkat, kerbau harus mencari cara untuk mendinginkan tubuhnya agar tidak mengalami stres panas.
Salah satu metode alami yang dilakukan adalah berendam di lumpur atau air untuk menurunkan suhu tubuh.
Lapisan lumpur yang menempel pada kulitnya juga berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari langsung.
Lumpur dapat mempertahankan kelembapan lebih lama dibandingkan air, sehingga memberikan efek pendinginan yang lebih optimal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lumpur juga melindungi kulit dari serangan serangga yang sering mengganggu, seperti lalat atau nyamuk.
Kerbau memiliki karakteristik fisiologis yang membuatnya lebih rentan terhadap panas dibandingkan hewan ternak lain seperti sapi.
Kelenjar keringatnya sangat sedikit, hanya sekitar sepertiga dari jumlah yang dimiliki sapi. Rambutnya juga lebih jarang dan lebih tipis, sehingga tubuhnya lebih mudah menyerap panas dari lingkungan.
Warna kulit yang cenderung gelap semakin mempercepat penyerapan panas dari sinar matahari. Akibatnya, kerbau lebih cepat merasa panas dan membutuhkan metode khusus untuk mendinginkan tubuhnya.
Dari segi Koefisien Tahan Panas (KTP), kerbau memiliki nilai yang rendah, sehingga lebih sensitif terhadap perubahan suhu.
Saat tidak menemukan tempat berteduh atau kubangan, kerbau lebih sulit mengeluarkan panas dari tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Peningkatan suhu tubuh yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan kerbau mengalami stres panas yang berdampak buruk pada kesehatannya.
Selain untuk mengatasi panas, kebiasaan berkubang juga memberikan manfaat lain bagi kesehatan kerbau.
Lumpur yang menempel di kulitnya membantu mengurangi risiko infeksi kulit akibat gigitan serangga atau paparan sinar matahari yang terlalu lama.
Hal ini penting terutama bagi kerbau yang dipelihara di daerah tropis dengan suhu yang lebih tinggi sepanjang tahun.
Kerbau juga menunjukkan pola kebiasaan berkubang yang konsisten. Saat suhu udara mulai meningkat di siang hari, kerbau akan mencari kubangan atau sumber air untuk berendam.
Jika tidak menemukan kubangan alami, kerbau cenderung mencari area berlumpur yang dapat digunakan untuk mendinginkan tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dalam beberapa kasus, kerbau yang tidak memiliki akses ke kubangan sering kali mengalami penurunan produktivitas akibat stres panas yang berkepanjangan.
Oleh sebab itu, apakah kerbau berkubang saat terik matahari? Jawabannya adalah iya. Hewan ini memiliki kebutuhan alami untuk menurunkan suhu tubuhnya dengan cara berendam, baik di lumpur maupun air.
Tanpa akses ke kubangan, kerbau akan lebih sulit mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya dan bisa mengalami dampak negatif akibat panas berlebih. (Shofia)