Cara Anjing Terkena Rabies, dari Mana Asal dan Penyebabnya?

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
Konten dari Pengguna
10 Juni 2024 13:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anjing. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anjing. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rabies merupakan salah satu penyakit infeksius yang sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Penyakit ini bisa menyerang jenis hewan apa saja, termasuk anjing.
ADVERTISEMENT
Mengetahui proses dan cara anjing terkena rabies bisa menjadi upaya yang penting untuk dilakukan. Pemilik anjing perlu memahami gejala dan langkah-langkah pencegahan rabies untuk menjaga kesehatan hewan peliharaannya.
Artikel ini akan membahas bagaimana anjing bisa terkena rabies, gejalanya, serta cara pencegahannya. Agar paham, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut.

Cara Anjing Terkena Rabies

llustrasi anjing terkena rabies. Foto: pixabay
Rabies adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus dari keluarga Rhabdoviridae. Virus ini ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi, terutama melalui gigitan.

1. Gigitan dari Hewan Terinfeksi

Penularan rabies paling umum terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 99% kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing. Virus rabies terdeteksi dalam air liur anjing tersebut, kemudian masuk ke tubuh anjing lain melalui gigitan.
ADVERTISEMENT

2. Kontak dengan Luka Terbuka atau Mukosa

Selain gigitan, rabies juga bisa ditularkan melalui kontak air liur hewan terinfeksi dengan luka terbuka atau mukosa. Misalnya, melalui mulut, hidung, atau mata.
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa penularan lewat proses ini jarang terjadi. Namun, pemilik harus tetap mewaspadainya, terutama jika anjing tersebut sering berinteraksi dengan hewan liar lain.

Gejala Rabies pada Anjing

Ilustrasi anjing. Foto: pixabay
Gejala rabies pada anjing biasanya muncul setelah masa inkubasi, sekitar beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah terjadinya infeksi. Gejala awalnya mungkin tampak ringan, namun bisa berkembang menjadi lebih serius ke depannya.

1. Gejala Awal

Di tahap awal, anjing yang terinfeksi rabies akan menunjukkan perubahan perilaku yang tidak biasa. Misalnya menjadi lebih agresif atau menjadi sangat penakut.
Dalam laman Merck Veterinary Manual juga dijelaskan bahwa anjing yang terkena rabies bisa menunjukkan gejala demam, penurunan nafsu makan, dan merasakan gatal di sekitar area gigitan.
ADVERTISEMENT

2. Gejala Lanjut

Ketika penyakitnya bertambah parah, gejala yang lebih berat mulai muncul. Anjing akan menunjukkan tanda-tanda neurologis seperti kejang, kelumpuhan, hipersalivasi (produksi air liur berlebih), dan kesulitan menelan. Kemudian, akan muncul gejala hydrophobia atau ketakutan berlebih terhadap air.

3. Tahap Terminal

Pada tahap terminal, anjing yang terinfeksi rabies biasanya mengalami kelumpuhan total dan berujung pada kematian. American Veterinary Medical Association (AVMA) menegaskan bahwa setelah gejala neurologis muncul, rabies bisa berakibat sangat fatal.

Pencegahan Rabies pada Anjing

Ilustrasi anjing peliharaan. Foto: pixabay
Pencegahan bisa menjadi langkah utama untuk melindungi anjing dari rabies. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk memastikan anjing tetap sehat dan terlindungi dari penyakit ini.

1. Vaksinasi Rutin

Vaksinasi rabies adalah langkah pencegahan paling efektif. Anjing harus divaksinasi secara rutin sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan. World Small Animal Veterinary Association (WSAVA) merekomendasikan vaksinasi rabies sebagai vaksinasi inti untuk anjing.
ADVERTISEMENT

2. Hindari Kontak dengan Hewan Liar

Menghindari kontak dengan hewan liar atau hewan yang tidak diketahui status kesehatannya adalah cara lain untuk mencegah rabies. Anjing yang sering berkeliaran di luar rumah lebih berisiko terkena rabies.
CDC menyarankan agar pemilik hewan peliharaan selalu mengawasi anjing mereka saat berada di luar rumah. Upayakan anjing Anda untuk terhindar dari interaksi dengan hewan liar.

3. Pengendalian Populasi Hewan Liar

Mengendalikan populasi hewan liar di sekitar lingkungan juga bisa membantu mencegah penyebaran rabies. Program pengendalian dan vaksinasi hewan liar dapat mengurangi risiko penularan rabies ke hewan peliharaan dan manusia.
Menurut National Association of State Public Health Veterinarians (NASPHV), program ini sangat efektif dalam mengurangi kasus rabies.

4. Penanganan Gigitan Hewan

Jika anjing Anda digigit oleh hewan lain, segera bersihkan luka dengan sabun dan air mengalir, lalu bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Menurut American Animal Hospital Association, penanganan cepat dan vaksinasi pasca kunjungan dapat mencegah perkembangan rabies lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
(MSD)