Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Budidaya Lele Sistem Bioflok yang Mudah dengan Hasil Maksimal
9 September 2023 20:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara budidaya lele sistem bioflok sudah berkembang lebih dulu di negara-negara maju seperti Australia dan Jepang. Akan tetapi, kini di Indonesia sudah banyak peternak lele yang mengadopsi sistem bioflok sebab dianggap lebih menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Pada prinsipnya sistem bioflok memanfaatkan aktivitas mikroorganisme atau bakteri pembentuk gumpalan atau flok guna menghasilkan pakan lele sendiri.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang cara budidaya lele sistem bioflok, mari simak ulasan berikut!
Ketahui Cara Budidaya Lele Sistem Bioflok bagi Pemula
Budidaya ikan lele memakai sistem bioflok diklaim dapat menghasilkan panen lebih banyak daripada sistem konvensional.
Selain itu, juga bisa menghemat biaya pakan karena makanan alami yang berlimpah, limbah di kolam berkurang, kualitas air kolam terjaga, serta lebih ramah lingkungan.
Pembesaran dengan sistem ini pun dapat dilakukan tanpa cahaya matahari dan hemat lahan.
Melansir situs balingasal.kec-padureso.kebumenkab.go.id, pembudidayaan lele bioflok umumnya menggunakan kolam bulat dari terpal yang hemat tempat dan cukup praktis.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah cara budidaya lele sistem bioflok yang mudah dan menguntungkan.
1. Pembuatan Kolam
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat kolam berbahan terpal dengan kerangka besi maupun bambu berukuran 1-3 m3.
Pastikan membuat sistem pipa di dasar kolam sebagai jalur keluar kotoran lele. Selanjutnya kotoran tersebut bisa diolah lagi menjadi pakan alami atau pupuk organik.
2. Persiapan Air Kolam
Setelah kolam bioflok berdiri, tambahkan air bersih hingga ketinggian 80-100 cm dan tebar probiotik sesuai dosis yang telah ditentukan untuk dua hari ke depan. Diamkan selama 7-10 hari supaya mikroorganisme bisa tumbuh dengan baik.
3. Penebaran Benih
Penebaran benih lele dilakukan pada hari ke-11. Tidak bisa sembarangan, benih haruslah berkualitas unggul, aktif, mempunyai bentuk proporsional atau berukuran antara 4-7 cm, sehat, dan organnya lengkap.
ADVERTISEMENT
4. Pemberian Probiotik Tambahan
Pemberian probiotik tambahan dengan dosis 5 ml/m3 penting dilakukan sebelum ukuran lele mencapai 12 cm. Selain itu, tambahkan pula ragi tempe 1 sendok makan/m3, ragi tape 2 butir/m3, dan dolomit ketika malam dengan dosis 200-300 gram/m3 tiap 10 hari.
Apabila ukuran lele telah mencapai 12 cm atau lebih, pemberian ragi tempe dapat ditambah. Perlu diketahui bahwa ragi tape dan tempe harus dilarutkan lebih dulu sebelum dimasukkan ke kolam.
5. Pemberian Pakan Lele
Kendati flok atau gumpalan hasil olahan limbah dari kolam dapat dijadikan pakan alami lele, tetapi makanan lain juga harus dipersiapkan.
Tentunya dengan takaran yang lebih sedikit dari biasanya. Pastikan memberi pakan yang sesuai ukuran mulut lele sehingga ikan mudah memakannya.
ADVERTISEMENT
Demikian cara budidaya lele sistem bioflok yang sederhana dan menguntungkan. Kelemahan sistem ini ada pada aerator yang harus berjalan terus menerus supaya tingkat keasaman air tidak berubah dan memengarui kondisi ikan lele. (DN)