Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Cara Membajak Sawah secara Tradisional di Era Modern
4 Januari 2025 22:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara membajak sawah secara tradisional tetap menjadi pilihan yang relevan di banyak daerah meskipun perkembangan teknologi pertanian semakin pesat.
ADVERTISEMENT
Meskipun alat-alat modern seperti traktor dan mesin bajak telah banyak digunakan untuk menggantikan cara manual, banyak petani yang tetap mengandalkan metode tradisional dalam membajak sawah.
Menggunakan alat sederhana dan tenaga alam seperti kerbau untuk menarik bajak menjadi metode yang masih dijalankan di beberapa daerah di Indonesia.
Alat dan Teknik dalam Cara Membajak Sawah Secara Tradisional
Salah satu ciri khas cara membajak sawah secara tradisional adalah penggunaan alat yang sederhana namun efektif. Salah satunya adalah bajak yang ditarik oleh kerbau atau sapi.
Bajak tradisional ini umumnya terbuat dari kayu dan dirancang untuk menggemburkan tanah tanpa merusak strukturnya.
Di beberapa daerah, petani juga masih menggunakan bajak tangan yang lebih sederhana untuk lahan yang lebih kecil. Teknik ini memberikan kontrol penuh terhadap kedalaman dan ketebalan lapisan tanah yang dibajak.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan dalam membajak sawah secara tradisional:
1. Menyiapkan Hewan dan Alat Bajak
Hewan seperti kerbau atau sapi disiapkan sebagai tenaga utama. Bajak kayu yang memiliki mata tajam dipasangkan pada tubuh hewan menggunakan tali kekang. Petani memastikan alat bajak dalam kondisi baik sebelum digunakan.
2. Mengatur Lahan Sawah
Sebelum proses membajak dimulai, sawah dibersihkan dari gulma atau tanaman liar. Petani juga harus memastikan lahan cukup lembap agar proses pembajakan lebih mudah.
3. Mengarahkan Kerbau atau Sapi
Hewan penggerak diarahkan untuk menarik bajak melalui seluruh area sawah. Petani berjalan di belakang atau di samping hewan untuk memandu jalannya proses. Tujuannya adalah memastikan tanah tergarap secara merata.
4. Pengaturan Kedalaman Bajak
Kedalaman bajak disesuaikan agar tanah yang digarap cukup gembur tanpa merusak lapisan di bawahnya. Proses ini biasanya dilakukan secara perlahan agar seluruh area sawah tergarap dengan baik.
ADVERTISEMENT
5. Pengulangan Proses
Untuk memastikan tanah benar-benar siap ditanami, pembajakan dilakukan beberapa kali hingga hasilnya optimal. Pengulangan ini membantu meningkatkan kualitas tanah.
Keuntungan Lingkungan dari Membajak Secara Tradisional
Keuntungan dari membajak sawah secara tradisional adalah dampak lingkungan yang minimal. Penggunaan tenaga hewan seperti kerbau dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan mesin pertanian modern yang menggunakan bahan bakar fosil.
Seperti yang tertulis dalam jurnal widyaparwa.kemdikbud.go.id, membajak sawah dilakukan dengan alat yang digerakkan oleh mesin dengan bahan bakar solar.
Selain itu, metode ini memungkinkan pengolahan tanah yang lebih baik, karena tidak menekan atau merusak lapisan tanah bagian bawah, yang bisa terjadi jika menggunakan mesin besar.
Tanah yang digemburkan dengan cara tradisional akan lebih subur dan memiliki struktur yang mendukung pertumbuhan tanaman padi dengan baik.
ADVERTISEMENT
Meskipun lebih memakan waktu dan tenaga, cara tradisional ini masih banyak dipilih oleh petani yang mengutamakan keberlanjutan dan kualitas tanah.
Meskipun di era modern teknologi pertanian semakin berkembang pesat, cara membajak sawah secara tradisional tetap memiliki tempat penting dalam pertanian.
Metode ini tetap diterapkan oleh petani yang mengutamakan kelestarian alam dan ingin mempertahankan budaya pertanian tradisional.
Dengan menggabungkan teknik-teknik lama dan inovasi baru, seperti penggunaan mesin yang ramah lingkungan atau alat bajak yang lebih efisien, petani dapat mendapatkan hasil yang optimal tanpa merusak ekosistem.
Oleh karena itu, membajak sawah secara tradisional tidak hanya bertahan di zaman modern, tetapi juga memiliki peran penting dalam pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. (Rahma)
ADVERTISEMENT