Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Cara Menghitung Kebutuhan Drainase yang Tepat
18 November 2024 18:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Drainase merupakan infrastruktur perkotaan yang wajib untuk dibangun saat melakukan suatu pembangunan. Maka dari itu, pengetahuan tentang cara menghitung kebutuhan drainase yang tepat sangat penting untuk diketahui lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Drainase, Repository Institut teknologi Sumatera, (7), dalam situs repositera.ac.id, drainase adalah salah satu bangunan air yang terbuat dari pasangan batu ataupun pasangan beton.
Drainase ini berfungsi untuk mengalirkan, mengalihkan ataupun membuang air buangan ataupun limpasan air hujan dari suatu wilayah. Sehingga tidak mengalami genangan akibat meluapnya air.
Cara Menghitung Kebutuhan Drainase yang Tepat
Cara menghitung kebutuhan drainase juga disebut dengan limpasan air hujan. Cara ini mungkin terdengar sulit, tetapi sebenarnya cepat dan mudah dilakukan.
Mengutip dari situs ndspro.com, dalam kebanyakan kasus, limpasan air hujan dapat dihitung menggunakan Metode Rasional. Metode ini dapat digunakan untuk semua daerah aliran sungai yang luasnya kurang dari 200 hektar.
Untuk daerah aliran sungai yang luasnya lebih dari 200 hektar, metode lain dapat digunakan, atau daerah aliran sungai dapat dibagi menjadi zona-zona yang luasnya kurang dari 200 hektar.
ADVERTISEMENT
Persamaan Metode Rasional adalah Q = C × I × A, yang mana penjelasannya yaitu:
Persamaan di atas dapat dimodifikasi untuk memberikan limpasan dalam galon per menit. Persamaan yang dimodifikasi adalah Q = (C × I × A) / 96.23, dimana penjelasannya yaitu:
Lalu, cara menghitung kebutuhan drainase dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Hitung Limpasan
Sebelum memecahkan variabel lain dalam persamaan metode rasional, sebaiknya tentukan dulu luas area asal limpasan. Langkah pertama adalah menentukan luas (dalam kaki persegi) tempat limpasan air berasal.
ADVERTISEMENT
2. Hitung Volume (V) Air yang Akan Disimpan
Langkah selanjutnya adalah menentukan volume air yang akan disimpan. Setiap kota memiliki aturan khusus dalam menentukan berapa banyak air yang dapat dialirkan dari properti. Metode yang umum digunakan disebut aturan First Flush.
Aturan First Flush menyatakan bahwa 15 menit pertama (atau durasi lain yang ditentukan oleh kota tersebut) air dari hujan harus disimpan di properti. Air apapun setelah 15 menit pertama tersebut dapat dibuang dari properti.
Alasan di balik aturan First Flush adalah bahwa semua polutan, pupuk, minyak, dan bahan kimia lain yang ada di permukaan akan tersapu dalam 15 menit pertama aliran.
Tujuannya adalah untuk mencegah air yang tercemar ini memasuki public storm system.
Public storm system sering kali mengalir langsung ke sungai, danau, teluk, dan laut. Menangkap dan mengalirkan air yang tercemar ini di properti individual mencegah jalur air menjadi tercemar.
ADVERTISEMENT
3. Tentukan Cara Menyimpan Limpasan
Setelah mengetahui volume air yang akan disimpan, selanjutnya perlu menentukan cara untuk menyimpan air ini secara efisien. Ada dua cara untuk menyimpan air ini.
Cara yang pertama adalah di atas tanah dalam kolam retensi dan penampungan dan yang kedua adalah di bawah permukaan tanah dalam sumur kering, saluran drainase, dan lain-lain.
Itulah cara menghitung kebutuhan drainase yang tepat. Perlu diingat, harap konsultasikan dengan pemerintah kota sebelum memulai pekerjaan perataan tanah atau drainase di properti yang diinginkan. (IF)