Konten dari Pengguna

Cara Pengolahan Tanah pada Tanaman Kentang dengan Mudah

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
13 November 2024 14:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cara pengolahan tanah pada tanaman kentang. Foto: Pexels.com/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cara pengolahan tanah pada tanaman kentang. Foto: Pexels.com/Pixabay
ADVERTISEMENT
Cara pengolahan tanah pada tanaman kentang sangat berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan dan hasil panen yang optimal.
ADVERTISEMENT
Tanah yang dipersiapkan dengan baik akan menciptakan lingkungan ideal bagi kentang untuk tumbuh dengan sehat dan menghasilkan umbi yang berkualitas.
Tanaman kentang memerlukan tanah yang gembur, kaya akan nutrisi, serta memiliki kadar pH tertentu untuk mendukung perkembangannya.

Cara Pengolahan Tanah pada Tanaman Kentang

Ilustrasi cara pengolahan tanah pada tanaman kentang. Foto: Pexels.com/Engin Akyurt
Berikut adalah cara pengolahan tanah pada tanaman kentang yang perlu diperhatikan dalam budidaya kentang, dikutip dari repository.pertanian.go.id.

1. Menggemburkan Tanah

Langkah pertama adalah menggemburkan tanah dengan cara membajak atau mencangkul hingga kedalaman sekitar 30 cm.
Proses ini bertujuan untuk memecah lapisan tanah yang padat sehingga akar tanaman kentang dapat tumbuh bebas.
Tanah yang gembur juga akan lebih baik dalam menyerap air dan oksigen, yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan akar yang kuat.
ADVERTISEMENT
Setelah proses pembajakan, tanah sebaiknya dibiarkan terbuka selama 15 hari.
Masa istirahat ini memungkinkan gas-gas beracun yang ada di dalam tanah untuk keluar, serta memberikan waktu bagi tanah untuk memperbaiki aerasi.
Pengistirahatan ini juga memberi kesempatan bagi mikroorganisme tanah untuk berfungsi secara optimal, karena mikroorganisme baik berperan besar dalam menyuburkan tanah.

2. Membuat Garitan

Langkah selanjutnya adalah mencangkul tanah kembali untuk memastikan kondisi tanah benar-benar gembur dan rata.
Kemudian, petani perlu membuat garitan atau alur tanam dengan kedalaman sekitar 7–10 cm.
Jarak antar garitan disarankan sekitar 70–80 cm untuk memberikan cukup ruang bagi umbi kentang berkembang tanpa saling menekan.
Bibit kentang akan ditempatkan dalam garitan ini, dan jarak yang tepat akan membantu tanaman tumbuh lebih kuat serta mengurangi persaingan antar tanaman.
ADVERTISEMENT
Tanah yang ideal untuk tanaman kentang adalah jenis lempung berpasir atau gembur yang memiliki drainase baik.
Tanah yang gembur memastikan akar mendapatkan cukup oksigen dan membantu mengurangi risiko pembusukan akibat genangan air.
Tingkat keasaman tanah juga perlu diperhatikan, dan pH ideal untuk tanaman kentang adalah antara 5,5 hingga 6,0. Pada pH ini, tanah dapat menyediakan nutrisi yang lebih mudah diserap oleh tanaman kentang.

3. Pemupukan

Selain pengolahan fisik, peningkatan kesuburan tanah bisa dilakukan dengan menambahkan pupuk organik atau anorganik.
Beberapa pupuk dasar yang disarankan dalam budidaya kentang meliputi Saprodap sebanyak 200 kg per hektare, yang membantu memperkaya tanah dengan bahan organik.
Penggunaan pupuk NPK 16-16-16 Pak Tani sebanyak 200 kg per hektare juga disarankan untuk mencukupi kebutuhan nitrogen, fosfor, dan kalium tanaman kentang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Urecote sebanyak 100 kg per hektare dapat diberikan untuk menambah kandungan nitrogen yang dibutuhkan pada fase awal pertumbuhan tanaman.
Penerapan pupuk ini harus dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan tanaman agar tanah tidak menjadi terlalu asam atau basa, yang dapat menghambat perkembangan umbi kentang.
Dengan menerapkan cara pengolahan tanah pada tanaman kentang yang benar serta penggunaan pupuk yang tepat, tanaman kentang akan menghasilkan umbi berkualitas tinggi. (Shofia)