Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kenapa Adonan Roti Tidak Elastis? Inilah Penjelasannya
10 Mei 2025 23:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kenapa adonan roti tidak elastis bisa menjadi pertanyaan yang sering muncul saat mencoba membuat roti di rumah.
ADVERTISEMENT
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan masalah ini perlu dipahami secara mendalam agar proses pembuatan roti berjalan dengan baik.
Masalah tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya pengulenan, penggunaan tepung yang salah, atau kurangnya kelembapan dalam adonan.
Kenapa Adonan Roti Tidak Elastis?
Kenapa adonan roti tidak elastis sering menjadi masalah yang umum ditemui oleh para pembuat roti, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman.
Banyak faktor yang bisa memengaruhi elastisitas adonan, mulai dari teknik pengulenan hingga bahan yang digunakan.
Berikut adalah beberapa penyebab utama mengapa adonan roti bisa kehilangan elastisitasnya dan cara mengatasinya, dikutip dari sallysbakingaddiction.com.
1. Kurang Pengulenan
Salah satu alasan utama adonan roti tidak elastis adalah pengulenan yang kurang. Pengulenan adalah proses untuk mengembangkan gluten, yaitu protein dalam tepung yang memberikan struktur dan elastisitas pada adonan.
ADVERTISEMENT
Jika adonan tidak diulen dengan baik, adonan akan terasa kasar, tidak elastis, dan mudah sobek. Pengulenan yang cukup akan membuat adonan menjadi lebih halus, lentur, dan mudah dibentuk.
Jika pengulenan dilakukan dengan benar, adonan akan menjadi lebih kenyal dan mudah diproses lebih lanjut. Oleh karena itu, pastikan adonan diulen dengan waktu yang cukup hingga mencapai tekstur yang elastis dan kenyal.
2. Tepung yang Digunakan Tidak Tepat
Penggunaan tepung yang salah bisa menjadi penyebab utama kenapa adonan roti tidak elastis.
Tepung dengan kandungan protein yang rendah, seperti tepung terigu serbaguna atau tepung kue, tidak mampu mengembangkan gluten sebaik tepung roti.
Tepung roti yang memiliki kandungan protein 12-15% sangat ideal untuk membuat adonan roti yang elastis.
ADVERTISEMENT
Tepung dengan kandungan protein yang lebih tinggi akan membantu terbentuknya gluten lebih cepat dan memberikan struktur yang lebih kuat pada adonan.
Menggunakan tepung dengan kandungan protein yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil roti yang elastis dan empuk.
3. Kurangnya Kelembapan dalam Adonan
Adonan roti membutuhkan kelembapan yang cukup agar gluten dapat berkembang dengan baik. Jika adonan terlalu kering, gluten tidak dapat terbentuk dengan optimal dan adonan akan sulit direntangkan serta terasa keras.
Penting untuk menambahkan air dalam jumlah yang cukup sesuai resep. Jika adonan terlalu kering, coba tambahkan sedikit air dan lanjutkan pengulenan hingga adonan menjadi lebih kenyal.
Menjaga keseimbangan kelembapan dalam adonan juga sangat penting agar roti yang dihasilkan memiliki tekstur yang empuk dan elastis.
ADVERTISEMENT
4. Terlalu Lama Mengulen
Walaupun kurang mengulen bisa menyebabkan adonan tidak elastis, mengulen adonan terlalu lama juga bisa membuatnya kehilangan elastisitas.
Proses pengulenan yang berlebihan bisa merusak struktur gluten yang sudah terbentuk, menjadikan adonan terasa keras dan kasar.
Oleh karena itu, penting untuk tidak mengulen adonan lebih dari waktu yang diperlukan. Sebaiknya hentikan pengulenan ketika adonan sudah terasa halus dan elastis, dan lakukan tes jendela untuk memastikan gluten sudah cukup berkembang.
Secara keseluruhan, kenapa adonan roti tidak elastis dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang perlu diperhatikan.
Dengan pemahaman yang benar tentang teknik pengulenan, pemilihan tepung, dan kelembapan yang cukup, masalah ini bisa diatasi dengan mudah. (Shofia)
ADVERTISEMENT