Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Kenapa Ikan Sapu-Sapu Cepat Mati? Ini Penyebab Umum yang Harus Diwaspadai
15 April 2025 17:52 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kenapa ikan sapu-sapu cepat mati sering menjadi pertanyaan bagi para pengamat perairan dan pecinta ikan hias.
ADVERTISEMENT
Meski dikenal sebagai ikan yang tangguh dan mampu bertahan di lingkungan ekstrem, ada banyak faktor yang membuat ikan ini tiba-tiba mati.
Kasus kematian ikan sapu-sapu pun cukup sering terjadi di sungai-sungai kota besar yang menjadi tempat pembuangannya.
Kenapa Ikan Sapu-Sapu Cepat Mati
Kenapa ikan sapu-sapu cepat mati? Meski dikenal sebagai ikan yang tahan banting dan mampu bertahan di kondisi air yang buruk, realitanya ikan ini tetap memiliki kelemahan yang kerap luput dari perhatian.
Dikutip dari laman biotek.uai.ac.id, ikan sapu-sapu atau Pleco berasal dari Sungai Amazon dan mulai tersebar ke berbagai wilayah Indonesia melalui jalur perdagangan ikan hias.
Pada awalnya, ikan ini cukup diminati karena perannya yang efektif dalam membersihkan lumut di akuarium maupun kolam.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring pertumbuhan tubuhnya yang makin besar dan penampilannya yang tak lagi menarik, ikan sapu-sapu sering dibuang ke sungai tanpa mempertimbangkan dampak terhadap ekosistem maupun daya tahan hidupnya di alam liar.
Ketika ikan sapu-sapu dilepas ke perairan umum, risikonya semakin besar karena lingkungan barunya tidak selalu mendukung sistem kekebalan tubuhnya.
Perairan sungai yang tercemar membuat ikan ini rentan terhadap infeksi yang berasal dari bakteri dan parasit.
Serangan mikroorganisme tersebut akan mengganggu organ-organ vital dan melemahkan tubuh ikan meskipun gejalanya tidak langsung terlihat.
Pada akhirnya, sistem imun yang terganggu membuat ikan lebih mudah terserang penyakit lain, hingga akhirnya mati secara tiba-tiba di habitat barunya.
Selain ancaman dari penyakit, pencemaran air akibat limbah rumah tangga turut memperparah kondisi ikan sapu-sapu dan mencemari habitatnya.
ADVERTISEMENT
Limbah rumah tangga, seperti detergen, sabun, dan bahan kimia lainnya, dapat mengubah parameter air secara drastis.
Perubahan mendadak pada suhu, pH, maupun kandungan oksigen membuat ikan kehilangan kemampuan beradaptasi.
Selain itu, pembuangan limbah dalam jumlah besar dalam waktu singkat menciptakan guncangan ekosistem yang sangat fatal bagi kelangsungan hidup ikan ini.
Meskipun tergolong ikan invasif, ikan sapu-sapu tetap memiliki batas toleransi terhadap lingkungan yang tercemar.
Dalam banyak kasus, ikan terlihat berenang ke permukaan dalam kondisi lemas sebelum akhirnya mati mendadak.
Selain limbah, aktivitas domestik juga berkontribusi besar terhadap kematian ikan sapu-sapu.
Kegiatan seperti pembangunan, pembersihan sungai, atau pengaliran air dengan volume tinggi bisa merusak habitat secara tiba-tiba. Arus deras yang tidak biasa dapat menyeret ikan ke tempat yang minim oksigen atau terjebak dalam struktur beton.
ADVERTISEMENT
Gangguan mendadak pada ekosistem ini menghilangkan tempat berlindung sekaligus sumber makanan bagi ikan sapu-sapu.
Ketika tekanan lingkungan meningkat, ikan tidak memiliki cukup waktu untuk beradaptasi sehingga akhirnya mati dalam waktu singkat.
Di sisi lain, ikan sapu-sapu memiliki sifat agresif dan sering menyerang ikan lain, terutama dengan menghisap lendir pada tubuh lawannya. Perilaku ini memicu konflik antarspesies yang berujung pada luka dan stres.
Luka terbuka menjadi pintu masuk infeksi, sementara stres berkepanjangan menurunkan ketahanan tubuh.
Walaupun dikenal sebagai pembersih lingkungan, tekanan dari dalam ekosistem sendiri dapat mempercepat kematian ikan ini.
Situasi ini diperparah ketika populasi ikan sapu-sapu menjadi tidak terkendali sehingga ruang hidup dan sumber makanan semakin terbatas.
Ikan sapu-sapu juga tergolong sebagai spesies invasif yang mengubah struktur dan fungsi ekosistem. Ketika dilepaskan ke lingkungan yang bukan habitat aslinya, interaksi antara spesies lokal dan ikan sapu-sapu menjadi tidak seimbang.
ADVERTISEMENT
Hal ini akan memunculkan kompetisi yang merugikan seluruh komunitas ikan, termasuk spesies pendatang itu sendiri. Akibatnya, ikan sapu-sapu yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya akan lebih cepat mengalami kematian.
Populasi ikan sapu-sapu yang terus meningkat tanpa kontrol tidak menjamin bahwa spesies ini akan bertahan lama. Tekanan lingkungan, penyakit, dan perubahan mendadak akibat aktivitas manusia menjadi kombinasi yang mematikan bagi ikan ini.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang kenapa ikan sapu-sapu cepat mati menjadi penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem perairan kota. (Shofia)