Menelusuri Budaya Otaku dan Perbedaannya dengan Wibu

Seputar Hobi
Artikel yang membahas seputar hobi seperti menggambar, memelihara tanaman, hewan peliharaan, hingga meracik kopi.
Konten dari Pengguna
30 April 2024 20:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi budaya otaku. Foto: Charles Chen/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi budaya otaku. Foto: Charles Chen/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Budaya otaku sering disangka serupa dengan wibu, padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda. Selain makna, waktu penggunaan istilah otaku dan wibu juga tidak sama.
ADVERTISEMENT
Inilah pengertian budaya otaku dan perbedaannya dengan wibu.

Pengertian dan Perbedaan Budaya Otaku dengan Wibu yang Perlu Diketahui

Ilustrasi budaya otaku. Foto: Anthony Tran/Unsplash
Budaya Jepang telah mendunia sejak beberapa dekade lalu atau sejak anime (serial animasi) Jepang dikenal dan menjadi favorit anak-anak di berbagai negara. Hampir seluruh anak pasti mengenal kartun Jepang, seperti Doraemon, Sailor Moon, One Piece, hingga Naruto.
Pada generasi sebelumnya, juga dikenal sederet animasi Jepang populer seperti Dragon Ball, Chibi Maruko Chan, sampai Captain Tsubasa. Melalui animasi-animasi Jepang tersebut, budaya negeri Sakura juga mulai dikenal. Dari semakin dikenalnya budaya Jepang, istilah wibu dan otaku pun turut populer.
Dilansir dari situs lib.ui.ac.id, budaya otaku disebut sebagai budaya populer visual Jepang yang banyak dikonsumsi oleh kaum muda. Budaya ini sudah tersebar luas, tidak sebatas di Jepang saja. Berikut adalah pengertian budaya otaku dan perbedaannya dengan wibu selengkapnya.
ADVERTISEMENT

1. Otaku

Menurut bahasa Jepang, otaku adalah istilah untuk menyebut seseorang yang memiliki ketertarikan mendalam pada aspek tertentu dari budaya populer Jepang. Contohnya, gemar pada anime, manga, atau video game.
Dulunya, istilah otaku identik dengan kesan negatif karena diartikan sebagai obsesi yang berlebihan pada budaya Jepang hingga mengabaikan aspek sosial dan kehidupan sehari-hari.
Namun, seiring perkembangan zaman, stigma buruk tersebut mulai berkurang. Istilah itu lebih sering dilihat sebagai penggemar yang sangat berdedikasi tinggi dan antusias pada hal-hal yang disukainya.

2. Wibu

Wibu berasal dari bahasa Jepang “weaaboo” yang awalnya muncul pada komik strip di surat kabar berjudul The Perry Bible Fellowship karya Nicholas Gurewitch. Pada komik strip tersebut, istilah wibu tidak memiliki makna khusus.
ADVERTISEMENT
Pada perkembangannya, arti wibu sendiri akhirnya merujuk pada seseorang yang fanatik terhadap budaya Jepang, tetapi kerap kali tak memiliki pemahaman mendalam mengenai budaya Jepang.
Para wibu sering dianggap penggemar yang berlebihan dan tidak kritis. Tak hanya pada anime saja, seorang wibu juga menyukai Jepang secara keseluruhan, mulai dari lagu, dorama, dan budaya tradisionalnya.
Istilah wibu muncul di luar negara Jepang. Bahkan orang asli Jepang tidak akan menyebut dirinya wibu meski sangat menyukai budayanya sendiri. Wibu diartikan pada obsesi seseorang terhadap budaya Jepang meski tidak mengetahuinya secara mendalam.
Perbedaan keduanya terletak pada asal dan pemakaian. Di mana istilah otaku berasal dari Jepang dan sudah ada lebih lama dari wibu. Sementara, istilah wibu sendiri berasal dari komunitas online di Barat.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, para otaku umumnya mempunyai ketertarikan yang lebih dalam terhadap satu aspek tertentu dari budaya pop Jepang (seorang otaku biasanya mengikuti seri manga tertentu dan hanya fokus pada hal itu saja), sementara wibu mempunyai ketertarikan lebih general pada budaya pop Jepang (bisa menyukai lebih dari satu judul anime). Seorang wibu dikenal tak seintens para otaku.
Demikian pengertian budaya otaku dan perbedaannya dengan wibu. Istilah otaku lebih familiar di negara Jepang daripada wibu yang lebih dikenal di luar Jepang. (DN)