Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Mitos Memelihara Burung Pelatuk Beras yang Masih Dipercaya hingga Kini
10 April 2025 21:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mitos memelihara burung pelatuk beras telah lama menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, terutama di daerah pedesaan yang masih kental dengan tradisi dan kepercayaan leluhur.
ADVERTISEMENT
Meski zaman terus berkembang dan logika modern semakin mendominasi, mitos tentang burung ini tetap hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi bagian dari kekayaan budaya dan cerita rakyat yang menarik untuk ditelusuri.
Mitos Memelihara Burung Pelatuk Beras
Berikut mitos memelihara burung pelatuk beras telah menjadi bagian dari cerita turun-temurun yang dipercaya oleh sebagian masyarakat di berbagai daerah.
Burung pelatuk beras, atau dalam beberapa daerah dikenal dengan sebutan "burung ketuk-ketuk", bukan hanya dikenal karena kebiasaannya yang unik mengetuk batang kayu atau bambu, tapi juga karena sejumlah mitos dan kepercayaan yang menyelimutinya.
Dikutip dari jurnal Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Cagar Alam Besowo Gadungan dan sekitarnya Kabupaten Kediri Jawa Timur oleh Eka Yosida, dkk. (2019), burung pelatuk memiliki ketertarikan pada jenis pohon yang berkayu keras.
ADVERTISEMENT
Karena pohon-pohon tersebut cocok untuk dipatuk dengan paruhnya guna membuat lubang yang nantinya digunakan sebagai tempat bersarang.
Menurut cerita yang diwariskan secara turun-temurun, burung ini dianggap sebagai pembawa pertanda atau firasat.
Ketika burung pelatuk beras datang dan sering terlihat mengetuk-ngetuk rumah seseorang, sebagian masyarakat meyakini bahwa itu adalah isyarat datangnya tamu tak diundang, kabar duka, atau bahkan peristiwa mistis.
Karena itu, tidak sedikit orang yang merasa was-was ketika burung ini datang dan bersarang di sekitar rumah mereka.
Namun di sisi lain, ada pula yang percaya bahwa memelihara burung pelatuk beras dapat menjadi bentuk perlindungan dari gangguan makhluk halus. Suara ketukannya dipercaya mampu mengusir energi negatif dan makhluk gaib yang berniat jahat.
ADVERTISEMENT
Dalam kepercayaan spiritual tertentu, burung ini dianggap memiliki kepekaan tinggi terhadap getaran alam dan dunia tak kasatmata, sehingga mampu mendeteksi kehadiran hal-hal gaib di sekitarnya.
Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos-mitos tersebut, kepercayaan ini tetap bertahan di berbagai kalangan.
Bahkan, beberapa orang masih memilih untuk tidak memelihara burung ini karena takut akan risiko "ketiban sial", sementara yang lain justru memeliharanya sebagai bentuk penjagaan spiritual atau sekadar peliharaan eksotis.
Mitos memelihara burung pelatuk beras memang tak lepas dari warisan budaya yang terus hidup di tengah masyarakat, meski zaman telah berubah.
Terlepas dari benar tidaknya mitos tersebut, burung pelatuk beras tetap menjadi bagian dari cerita rakyat yang menarik dan sarat makna. Penting bagi kita untuk menghargai kearifan lokal semacam ini. (shr)
ADVERTISEMENT