Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengendalian Penyakit Luka Api pada Tebu dan Antisipasinya
30 September 2024 18:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Patogenisitas Ustilago scitaminea Penyebab Penyakit Luka Api terhadap Beberapa Varietas Tanaman Tebu, oleh Asniah et al, (130:2023), dalam situs ojs.uho.ac.id, terdapat berbagai penyakit penting yang dapat menginfeksi tanaman tebu.
Adapun penyakit-penyakit tersebut adalah Pokahbung yang disebabkan oleh Fusarium moniliforme. Dan juga penyakit luka api yang disebabkan oleh cendawan Ustilago scitaminea.
Pengendalian Penyakit Luka Api pada Tebu
Saat musim kemarau, penyakit luka api ini serangannya akan menjadi lebih berat karena tanaman menjadi lemah. Maka dari itu, perlu untuk segera melakukan antisipasi dan pengendalian penyakit luka api pada tebu yang tepat.
Dikutip dari Solusi Dan Antisipasi Penyebaran Penyakit Luka Api, oleh ditjenbun, 24 Mei 2021, dalam situs ditjenbun.pertanian.go.id, pengendalian penyakit luka api pada tebu dapat dilakukan dengan memutus siklus penyakit.
ADVERTISEMENT
Tindakan pengendalian difokuskan pada titik-titik terlemah patogen dalam siklus penyakit. Berdasarkan bioekologi penyakit, strategi pengendalian penyakit luka api yaitu dengan eradikasi.
Prinsip utama eradikasi adalah memusnahkan patogen setelah patogen tersebut masuk ke dalam suatu wilayah dan sebelum patogen tersebut berkembang atau tersebar secara luas.
Penggunaan varietas tahan merupakan teknologi yang cukup efektif mengendalikan dan antisipasi penyakit luka api.
Mengutip dari Pengendalian Penyakit Luka Api pada Tanaman Tebu dengan Fungisida Flutriafol, oleh Ari Kristini et al, (87:2022), dalam situs ejurnal.p3gi.co.id, pengendalian lain yang juga efektif sampai saat ini adalah aplikasi fungisida.
Di Indonesia fungisida berbahan aktif Triadimefon (0,5 g/l) sangat direkomendasikan untuk pengendalian penyakit luka api di daerah endemik. Pengendalian penyakit luka api menggunakan fungisida berbahan aktif Flutriafol lebih efektif dan praktis.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bhuiyan, et al., (2015), menyatakan bahwa pengendalian penyakit luka api dengan fungisida Flutriafol dapat dilakukan pada dosis 125 g bahan aktif per ha.
Hal tersebut setara dengan 2,6 ml/L dan 375 g bahan aktif per ha yang setara dengan 5,2 ml/L. Fungisida jenis ini akan menghambat pertumbuhan jamur dan pada akhirnya mematikan jamur.
Demikianlah antisipasi dan pengendalian penyakit luka api pada tebu yang tepat. Jangan lupa untuk mengelola tanah dengan baik, karena hal ini juga dapat membantu pengendalian penyakit luka api. (IF)