Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Gereja Katedral Jakarta: Sejarah, Arsitektur, Jam Buka, dan Lokasi
25 November 2023 14:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gereja Katedral di Jakarta ini dikenal sebagai tempat ibadah yang sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu. Gereja ini sudah menjadi salah satu ikon yang bisa menggambarkan keberagaman agama di Indonesia.
Lokasi dan Jam Buka Gereja Katedral Jakarta
Karena, gereja ini sudah didirikan sejak lama dan memiliki sejarah panjang, Gereja Katedral merupakan salah satu cagar budaya yang dilindungi oleh negara. Bahkan, gereja ini juga memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia yaitu peristiwa Sumpah Pemuda.
Apabila ingin mengunjungi Gereja Katedral Jakarta, gereja ini terletak Jl. Katedral No. 7B, Ps. Baru, Kec. Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Gereja ini selalu buka setiap Senin, Selasa, Kamis, Jumat, dan Sabtu pukul 08.00 - 20.00 WIB dan Minggu Pukul 08.00 sampai 15.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Sejarah Singkat Gereja Katedral Jakarta
Gereja Katedral Jakarta memiliki sejarah dan arsitektur unik yang bisa dipelajari untuk mengetahui latar belakangnya. Menurut website resmi www.katedraljakarta.or.id, Gereja ini diresmikan pada tahun 1901. Namun, gereja ini dibangun pada tahun 1800-an.
Pada tanggal 8 Mei 1807, Gereja Katedral ini didirikan oleh pimpinan Gereja Katolik di Roma yang mendapatkan persetujuan dari Raja Louis Napoleon. Sehingga, bangunan gereja ini memiliki desain arsitektur neo-gotik dari Eropa. Jenis arsitektur ini sudah biasa dilakukan untuk membangun gereja di beberapa abad lalu.
Pembangunan Gereja ini dimulai ketika Paus Pius VII mengangkat Pastor Nelissen sebagai prefek apostik Hindia Belanda pada tahun 1807. Karena, Pastor Nelissen memiliki misi untuk mendirikan gereja di Batavia, ia mendapatkan pinjaman sebuah rumah bambu di pojok barat daya Buffelvet sebagai gereja.
ADVERTISEMENT
Tak lama, umat Katolik mendapatkan sebidang tanah di barat laut Lapangan Banteng untuk mengganti rumah bambu. Namun, dana yang dikumpulkan belum cukup untuk membangun Gereja sehingga pihak gereja memohon ke pemerintah Batavia untuk diberikan bangunan kecil di Jalan Kenanga.
Awalnya bangunan tersebut milik Gubernemen yang digunakan oleh umat Protestan berbahasa Melayu dan Belanda. Kemudian, tempat ini dilakukan renovasi dan dijadikan gereja Katolik yang bisa menampung 200 jemaat.
Namun pada tahun 1826, terjadi kebakaran di kawasan Senen dan menghanguskan banyak bangunan. Sementara, gereja ini hanya mengalami kerusakan pada beberapa bagian namun pihak gereja memutuskan untuk pindah.
Pihak gereja menemukan tempat baru yang sebelumnya adalah rumah dinas para gubernur jenderal dan sudah lama kosong. Karena, ada perantara Komisaris Jenderal Du Bus de Gisignies, pihak gereja diberikan bangunan dan tanah sebesar 34 x 15 meter persegi dan ada beberapa persetujuan.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa saat bangunan tersebut berdiri, pada tahun 1890 gereja ini mengalami roboh. Kemudian, bangunan gereja tersebut tetap dilakukan renovasi dalam dua tahap dan membutuhkan waktu 10 tahun untuk bisa selesai. Hingga, saat ini Gereja Katedral masih berdiri megah.
Demikian beberapa informasi lengkap mengenai Gereja Katedral Jakarta yang memiliki sejarah unik. Pastinya, setiap umat yang datang merasakan sensasi menakjubkan dan mudah terpesona dengan kemegahan bangunannya. (AYA)