Konten dari Pengguna

Pantjoran Tea House: Tempat untuk Ngeteh Tradisional dan Makan Enak

Seputar Jakarta
Mengulas serba serbi kota Jakarta, mulai dari sejarah, pariwisata, kebudayaan, dan lainnya.
20 April 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pantjoran tea house. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber foto: Pexels/MYKOKLA OSMACHKO
zoom-in-whitePerbesar
Pantjoran tea house. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber foto: Pexels/MYKOKLA OSMACHKO
ADVERTISEMENT
Pancoran Tea House, sesuai namanya, merupakan kedai yang menyediakan aneka teh, camilan, dan makanan khas Tionghoa. Kedai teh dengan sejarah yang panjang ini berlokasi di Jl. Pancoran, Taman Sari, Kota Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
Daya tarik utamanya adalah teh tradisional yang disajikan secara tradisional juga. Cocok bagi mereka yang ingin merasakan sensasi minum teh dan makan seremonial khas Tionghoa. Apalagi, tempatnya memiliki nilai sejarah yang membuatnya spesial.

Pantjoran Tea House: Menyajikan Aneka Teh dan Makanan Tradisional Tionghoa

Pantjoran tea house. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber foto: Pexels/Ivan Samkov
Menurut situs resminya, pantjoranteahouse.com, Pantjoran Tea House dibangun di jantung kota tua Jakarta, yang dulunya disebut Batavia, juga terkenal sebagai pelabuhan tersibuk di Asia pada abad ke-17 hingga 18.
Dulunya, gedung kedai ini merupakan toko yang bernama Winkel The Lun Tai sekitar tahun 1900-an. Di tahun 1920-an, gedungnya berubah kepemilikan dan kemudian jadi apotek terkenal di area Glodok saat itu, yaitu Apotek Chung Hwa.
ADVERTISEMENT
Memang, area Glodok terkenal dengan deretan toko-toko obat tradisional karena dihuni banyak imigran dari Tiongkok. Tidak heran, tradisi minum tehnya pun juga diwariskan dari imigran Tiongkok.
Salah satu tradisi minum teh yang membuat kawasan ini terkenal adalah tradisi patekoan. Yaitu, tradisi menyajikan 8 teko teh gratis bagi para pekerja di sekitar dan juga orang lalu-lalang. Tradisi ini konon katanya bermula dari seorang kapitan Tiongkok bernama Gan Djie.
Di zaman sekarang, tradisi ini masih eksis dan diteruskan oleh Pantjoran Tea House, yang sebenarnya dibuka pada tahun 2016. Selain tradisi unik ini, banyak aspek bersejarah dari interiornya tetap dipertahankan hingga sekarang.
Jadi, pengunjung bisa sekalian menikmati suasana dan atmosfir klasiknya, sembari menikmati beragam teh, camilan, dan sajian tradisional kuliner Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Beberapa pilihan teh dingin terpopuler untuk dicoba di sini di antaranya adalah Signature Panjoran Tea, Fresh Honey Lemon, Refreshing Oolong Tea, dan banyak lagi. Sementara untuk sajian teh panasnya ada Tai Jili, Shou Mei, dan Gui Hwa Oolong.
Demikian informasi seputar Pantjoran Tea House yang menarik untuk diketahui. Kedai ini sangat cocok dikunjungi mereka yang tertarik dengan budaya minum teh tradisional Tionghoa dan mereka yang ingin wisata kulineran di tempat bersejarah. (PNA)