Konten dari Pengguna

Sejarah Gereja Katedral Jakarta sebagai Tempat Ibadah Umat Katolik

Seputar Jakarta
Mengulas serba serbi kota Jakarta, mulai dari sejarah, pariwisata, kebudayaan, dan lainnya.
3 November 2023 15:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Gereja Katredral Jakarta, Sumber Unsplash Aaron Burden
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Gereja Katredral Jakarta, Sumber Unsplash Aaron Burden
ADVERTISEMENT
Gereja Katedral merupakan tempat ibadah umat Katolik yang ikonik. Gereja inipun menjadi kebanggaan tak hanya bagi umat agama Katolik, tapi juga bagi masyarakat Jakarta. Sayangnya tak semua orang mengetahui sejarah Gereja Katedral Jakarta.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, pembahasan mengenai sejarah ini diperlukan. Tak hanya bisa menambah pengetahuan saja, sejarah ini juga bisa diambil pelajarannya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah Gereja Katedral Jakarta

Ilustrasi Sejarah Gereja Katredral Jakarta, Sumber Unsplash Alicia Quan
Mengutip buku Mengenal Lebih Dekat Bangunan Bersejarah Indonesia, Nunung Marzuki (2008: 29), Gereja Katedral termasuk salah satu gereja utama di Jakarta. Gereja ini disebut Katedral karena di dalamnya terdapat cathedra, yakni Tahta Uskup.
Sejarah Gereja Katedral Jakarta telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, yaitu saat misa mulai diselenggarakan di sana untuk pertama kalinya. Berikut penjelasannya secara singkat.

1. 1807 - 1826

Pimpinan gereja Katolik di Roma memperoleh persetujuan untuk mendirikan wilayah Gereja Katolik di Hindia Belanda pada tanggal 8 Mei 1807. Lalu pada tanggal 10 April 1808, misa diselenggarakan secara terbuka di Batavia di rumah seorang kepala Dinas Kesehatan.
ADVERTISEMENT
Lalu, pada tanggal 15 Mei 1808, misa dirayakan pertama kali di gereja darurat yang berlokasi di tempat parkir Masjid Istiqlal. Pada 2 Februari 1819, seorang pastur membangun kapel untuk memenuhi kebutuhan umat. Namun pada 1826, kapel tersebut terbakar.

2. 1827-1890

Ghisignies yang menjadi Komisaris Jenderal merasa bahwa kebutuhan akan tempat ibadah diperlukan setelah kapel tersebut terbakar. Akhirnya, Ghisignies memberi wewenang kepada Dewan Gereja Katedral untuk membeli persil dekat Lapangan Banteng.
Lalu, Ghisignies memerintahkan Ir. Tromp untuk menyelesaikan “Gedung Putih” di dekat Lapangan Banteng. Gedung ini menjadi gereja pada tanggal 6 November 1829 dan diberi nama Santa Maria Diangkat ke Surga.
Sayangnya, gereja lama-lama mengalami kerusakan. Bahkan, misa pun tak bisa diselenggarakan lagi pada tahun 1890.
ADVERTISEMENT

3. 1891-1901

Akhirnya pada tanggal 1 November 1890 ditandangani suatu kontrak mengenai jual beli batu bata. Pada tahun 1891, peletakan batu bata pertama untuk membangun Gereja Katedral pun dilakukan.
Setelah mengalami beberapa kendala, akhirnya Gereja Katedral selesai dibangun pada tahun 1901. Gereja ini diresmikan pada tanggal 21 April 1901 dengan nama De Kerk van Onze Lieve Vrowe ten Hemelopneming atau Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga.
Sejarah Gereja Katedral Jakarta pun tetap berlangsung hingga sekarang karena adanya berbagai peristiwa yang terjadi di sana. Namun lokasinya tak lagi berubah, yakni dekat Masjid Istiqlal sehingga menjadi lambang toleransi umat antar agama. (LOV)