Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Sebagai negara dengan keberagaman ras, suku bangsa, dan bahasa, Indonesia punya budaya yang kaya, salah satunya yaitu budaya Jawa Tengah. Sudah menjadi kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat untuk melestarikannya.
ADVERTISEMENT
Tradisi dan budaya di setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas, daya tarik, dan keunikan masing-masing. Selain itu, setia budaya yang dijaga dan dilestarikan juga memiliki makna yang berbeda.
Budaya Jawa Tengah yang Unik dan Masih Ada Hingga saat Ini
Mengenalkan budaya yang ada di Indonesia tentu sangat penting. Dengan begitu, generasi muda tidak melupakan tradisi dan tetap melestarikannya, terutama seiring dengan pergeseran zaman dan perkembangan teknologi.
Tanpa upaya untuk menjaga dan melestarikan, budaya dan tradisi di Indonesia bisa hilang perlahan. Mempelajarinya menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga budaya yang ada di Indonesia.
Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak budaya dan tradisi. Berikut, budaya Jawa Tengah yang masih ada sampai sekarang:
ADVERTISEMENT
1. Tedak Siten
Tedak Siten menjadi tradisi yang masih dilakukan sampai saat ini. Upacara ini diadakan ketika anak berusia tujuh lapan atau tujuh dikali 35 hari.
Dikutip dari buku Indonesia Nan Indah: Upacara Adat oleh Maryani dan Herni Rahayu (2020:14), Upacara Tedak Siten atau Mudon Lemah merupakan suatu upacara adat yang menandakan anak tersebut diperbolehkan menginjak (tedak) tanah/bumi (siti). Upacara ini sendiri mempunyai makna bahwa anak tersebut mampu berdiri dalam menempuh kehidupan.
2. Padusan
Ada pula Padusan, acara adat yang digelar oleh masyarakat Muslim untuk menyambut datangnya Ramadan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan sekaligus menyucikan jiwa sebelum bulan Ramadan tiba.
Masyarakat akan membersihkan diri di kolam renang, sungai, atau sumber mata air lain. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun, bahkan sebelum agama Islam masuk ke Pulau Jawa sebagai adopsi dari peninggalan Hindu.
ADVERTISEMENT
3. Sadranan (Nyadran)
Selain Padusan, tradisi lain yang dilakukan untuk menyambut datangnya Ramadan adalah Sadranan atau Nyadran. Budaya ini digelar untuk mendoakan para leluhur pada bulan Sya’ban atau dikenal pula dengan bulan Ruwah.
Masyarakat akan mengunjungi makam leluhur, lantas membersihkan, mendoakan, serta melakukan makan bersama atau kembul bujono. Tidak hanya mendoakan leluhur, tradisi ini juga menjadi pengingat, kalau semua manusia akan menghadapi kematian.
Baca juga: 6 Tarian Jawa Tengah Populer dan Penuh Makna
Budaya Jawa Tengah yang begitu beragam menjadi bukti nyata keberagaman suku bangsa dan ras yang dapat melebur dengan sempurna. Melestarikannya menjadi upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga nilai-nilai luhur di dalamnya. (YD)