Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Dugderan Semarang 2025, Tradisi Menyambut Ramadan yang Meriah
3 Februari 2025 14:06 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dugderan Semarang 2025 pasti sudah dinantikan oleh warga Semarang. Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadan dengan tujuan untuk menyambut bulan yang penuh dengan keberkahan ini.
ADVERTISEMENT
Tradisi Dugderan sudah dilaksanakan warga Semarang sejak lebih dari seratus tahun yang lalu. Tradisi ini dilakukan dengan penuh kemeriahan.
Lokasi dan Jadwal Dugderan Semarang 2025
Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi unik untuk menyambut bulan suci Ramadan. Warga Semarang mempunyai tradisi Dugderan yang sangat meriah. Tradisi yang penuh kegembiraan ini juga menjadi simbol keberagaman budaya dan persatuan di Indonesia.
Dugderan dilakukan rutin setiap tahunnya. Mengutip dari akun Instagram DISBUDPAR Kota Semarang @disbudparkotasemarang, Dugderan Semarang 2025 akan diadakan pada tanggal 27 Februari 2025. Acara ini dilakukan dengan pemukulan beduk dan membunyikan meriam tanda pengumuman resmi awal bulan Ramadan.
Akan ada upacara pembukan dan kirab budaya dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Agung. Dalam kirab budaya ini, akan ada Warak Ngendog dan berbagai kendaraan tradisional yang dibawa. Warga bisa menyaksikan dan ikut memeriahkan kirab budaya ini.
ADVERTISEMENT
Sejarah Dugderan Semarang
Dugderan merupakan tradisi warga Semarang untuk menyambut bulan Ramadan sekaligus menjadi pesta rakyat yang meriah. Tradisi ini memiliki sejarah yang panjang. Dikutip dari 100 Tradisi Unik di Indonesia, Fatiharifah (2017:43), Dugderan pertama kali digelar pada tahun 1881 oleh Bupati Semarang, Mas Tumenggung Aryo Purboningrat.
Mas Tumenggung Aryo Purboningrat menggagas suatu acara sebagai penanda awal waktu puasa. Acara tersebut dilakukan dengan membunyikan beduk sebanyak 17 kali dan diiringi suara meriam sebanyak tujuh kali. Nama ‘dugderan’ berasal dari suara beduk dan meriam.
Uniknya, ada ikon yang diarak saat Dugderan, yaitu Warak Ngendog. Warak Ngendog merupakan hewan mitologi dengan tubuh kambing, kepala naga, dan sisik berwarna-warni. Warak Ngendok ini memiliki makna warak yang sedang bertelur.
ADVERTISEMENT
Ketika diadakan untuk pertama kali, Semarang sedang mengalami krisi pangan. Pada waktu itu, telur termasuk makanan mewah. Selain itu, Warak Ngendok juga menjadi simbol untuk menjaga kesucian serta ketulusan hati selama bulan suci Ramadan .
Jadi, Dugderan Semarang 2025 akan diadakan pada 27 Februari 2025. Tradisi ini merupakan warisan budaya warga Semarang yang harus dilestarikan. (KRI)