Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Monumen Ketenangan Jiwa, Saksi Bisu Pertempuran Bersejarah di Semarang
21 November 2024 15:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Monumen Ketenangan Jiwa terletak di kawasan Semarang , Jawa Tengah, menjadi simbol dan peringatan dan penghormatan atas perjuangan heroik dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang pada Oktober 1945. Monumen ini berdiri kokoh sebagai saksi bisu atas peristiwa bersejarah dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajah Jepang.
ADVERTISEMENT
Dengan mengenal sejarahnya, bukan hanya belajar tentang nilai perjuangan saja tetapi juga menyadari pentingnya menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan. Monumen ini juga mengingatkan bahwa semangat juang dan persatuan menjadi kunci dalam menjaga kedaulatan Indonesia.
Sejarah Monumen Ketenangan Jiwa
Menurut buku Sejarah 3, Drs. Sardirman A.M, M.Pd (2008:42) pada tangal 19 Agustus 1945, sekitar pukul 13.00 WIB disiarkan lewat radio tentang sebuah pernyataan dan perintah agar pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang ke pihak Indonesia terus dilakukan.
Hal ini semakin membakar semangat para pemuda Semarang untuk melakukan perebutan kekuasaan.
Akhirnya, ketegangan antara kedua belah pihak terus berlanjut. Tanggal 14 Oktober 1945, sekitar 400 orang tawanan Jepang dari pabrik gula Cepiring diangkut oleh para pemuda ke penjara Bulu, Semarang.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan, sebagian dari tawanan berhasil melarikan diri dan meminta perlindungan kepada batalyon Kedobutai.
Tanpa menunggu perintah, para pemuda segera menyerang dan melakukan perebutan senjata terhadap Jepang. Terjadilah pertempuran sengit antara rakyat Indonesia melawan pasukan Jepang. Pertempuran ini dikenal dengan Pertempurann Lima Hari di Semarang.
Tragedi bersejarah tersebut meninggalkan banyak peninggalan sejarah, salah satunya Monumen Ketenangan Jiwa yang terletak di Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara. Monumen ini menjadi catatan tersendiri dari pertempuran tersebut, meskipun belum banyak yang mengetahui monumen ini.
Monumen Ketenangan Jiwa atau disebut dengan Chinkom no Hi diyakini menjadi tempat para arwah penjajah Jepang. Monumen ini menceritakan kisah pilu warga sipil Jepang yang tidak bisa lolos dari pertempuran tersebut dan harus mendekam di Penjara Bulu Semarang.
ADVERTISEMENT
Tertulis, terdapat sekitar 150 orang Jepang yang tewas dalam penjara dan tidak bisa kembali ke kampung halaman.
Demikian informasi mengenai Monumen Ketenangan Jiwa dan sejarahnya yang dapat diketahui. Monumen ini bukan sekadar wisata sejarah, tetapi juga pengingat generasi muda akan para pahlawan yang telah berjuang demi negeri. (DIA)