Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Gereja Blenduk, Gedung Bersejarah dan Ikonik di Kota Lama Semarang
13 Oktober 2024 14:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Provinsi Jawa Tengah mempunyai banyak bangunan bersejarah, salah satunya adalah Gereja Blenduk yang ada di kawasan kota lama Semarang . Sejarah Gereja Blenduk dimulai pada tahun 1753, sebagai gereja Kristen paling tua di Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Gereja Blenduk berlokasi di Jalan Letjen Suprapto No. 32, Tanjung Mas, Semarang Utara, Kota Semarang. Meski menjadi bangunan bersejarah, tempat ini masih digunakan untuk aktivitas keagamaan sampai saat ini.
Kota lama memang menjadi salah satu daya tarik Semarang, dengan bangunan era kolonial yang masih berdiri megah, menyatu sempurna dengan bangunan baru yang lebih modern di kanan dan kirinya.
Sejarah Gereja Blenduk di Kota Lama Semarang
Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel atau lebih akrab disebut Gereja Blenduk (mBlendug) dibangun pada tahun 1753. Johannes Wilhelmus Swemmelaar adalah pendeta pertama gereja untuk masa pelayanan antara 1753-1760.
Sejarah Gereja Blenduk mencatat, semula gereja ini mempunyai bentuk seperti rumah panggung khas Jawa Tengah. Akan tetapi, bangunan ini kemudian direnovasi penuh antara tahun 1787-1794.
ADVERTISEMENT
Struktur bangunan juga berubah, mengadaptasi arsitektur gaya Renaissance dan Barok yang sangat identik dengan gereja Protestan di Eropa.
Tahun 1894-1895, gereja ini kembali direnovasi total oleh H.P.A. De Wilde dan W. Westmaas. Keduanya mengubah arsitektur bangunan dengan konsep Eropa klasik sekitar abad ke-17 hingga ke-19, mengadaptasi model Pseudo Barok.
Arsitektur Gereja Blenduk yang Sangat Memukau
Dikutip dari pariwisata.semarangkota.go.id, arsitektur Gereja Blenduk sangat unik dengan ciri khas berupa kubah berukuran besar di bagian atapnya. Tidak hanya itu, gereja ini juga menampilkan interior, lukisan, dan ornamen yang rumit, tetapi memesona.
Penambahan kubah berwarna merah, menara kembar, dan teras pada pintu masuk utama dilakukan pada renovasi tahun 1894-1895, menonjolkan pengaruh Eropa klasik yang sangat kuat
ADVERTISEMENT
Selain itu, transept yang mempunyai fungsi khusus, termasuk akses yang menuju balkon para jemaat, konsistori, akses para jemaat menuju ruangan kebaktian, dan tempat orgel menunjukkan arsitektur yang begitu komplek tetapi sangat menarik.
Meski kental dengan arsitektur Eropa klasik, Gereja Blenduk masih menyimpan struktur lokal bergaya Jawa dan pahatan. Wisatawan bisa melihat langsung cerita sejarah Gereja Blenduk dari masa ke masa dalam tulisan yang diukir pada batu marmer di bawah altar.
Saat ini, Gereja Blenduk masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah. Bangunan ikonik ini termasuk dalam bangunan cagar budaya yang dilindungi dan dilestarikan.
Jika berkunjung ke kota lama Semarang , jangan sampai terlewat untuk melihat langsung kemegahan bangunan ini. (YD)
ADVERTISEMENT