Konten dari Pengguna

Sejarah Lawang Sewu, Bangunan Bersejarah yang Populer di Semarang

Seputar Semarang
Artikel yang membahas info seputar kota Semarang.
24 Oktober 2024 14:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Lawang Sewu. Sumber: unsplash.com/Irfan Bayuaji.
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Lawang Sewu. Sumber: unsplash.com/Irfan Bayuaji.
ADVERTISEMENT
Lawang Sewu merupakan destinasi wisata sejarah di Semarang yang sangat populer. Mengetahui sejarah Lawang Sewu bisa membantu wisatawan yang hendak akan berwisata maupun yang sudah melakukan wisata.
ADVERTISEMENT
Informasi sejarah ini bisa dijadikan panduan wisata yang lengkap untuk wisatawan, agar bisa lebih mendalami lokasi wisata tersebut. Selain itu, wisatawan sudah tidak perlu jasa tur wisata dan lebih hemat bujet.

Sejarah Lawang Sewu, Bangunan Bersejarah Sekaligus Destinasi Wisata yang Populer

Bangunan ini terletak di Jalan Pemuda No.160, Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50132. Lawang Sewu berasal dari Bahasa Jawa, yaitu seribu pintu. Nama ini diberikan oleh masyarakat agar lebih mudah menyebutkan lokasinya.
Dikutip dari situs kemenparekraf.go.id, Lawang Sewu merupakan bangunan bersejarah yang dibangun sejak tahun 1904, pada zaman kolonial Belanda. Bangunan ini menjadi saksi peristiwa pertempuran 5 hari pada tahun 1945 antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang.
ADVERTISEMENT

1. Jalur Kereta Api Pertama Kali di Indonesia

Sejarah Lawang Sewu dimulai sejak tahun 1864, saat pemerintahan Belanda ingin membuat jalur kereta api pertama kali di Indonesia. Saat melakukan perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Belanda memutuskan membuat jalur kereta api Semarang-Solo-Jogja.

2. Gedung Lawang Sewu selesai Dibangun tahun 1918

Setelah semua jalur kereta api telah siap, gedung Lawang Sewu juga telah berhasil dibangun pada tahun 1918. Gedung ini menjadi kantor pusat perusahaan kereta api swasta milik NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij).
Setelah Belanda mundur, gedung ini dikelola oleh Jepang pada tahun 1942-1945. Gedung tersebut menjadi kantor Ryuku Sokyoku atau kantor transportasi. Pihak Jepang juga menjadikan bangunan ini sebagai penjara eksekusi mati.

3. Belanda Kembali Merebut Gedung Lawang Sewu dari Jepang

Pada tahun 1945, Belanda berhasil merebut gedung Lawang Sewu berdasarkan perang pada bulan Oktober. Setelah berhasil merebut kembali, Lawang Sewu menjadi kantor DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia).
ADVERTISEMENT

4. Lawang Sewu Diserahkan ke PT KAI

Pada tahun 1994, Lawang Sewu diserahkan ke PT Kereta Api Indonesia yang kemudian dilakukan restorasi pada tahun 2009. Hampir semua dinding dicat ulang dan direnovasi sedemikian rupa, yang akhirnya menjadi cagar budaya Indonesia.

5. Lawang Sewu Diresmikan Sebagai Museum

Tepat tahun 2011 lalu, mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono, meresmikan gedung ini sebagai museum tempat wisata domestik dan mancanegara. Sehingga kini gedung Lawang Sewu telah menjadi museum kereta api yang menyimpan banyak cerita perjuangan.
Saat ini, Lawang Sewu memiliki jumlah pintu gedung sebanyak 429 dan 1000 jendela tinggi. Gedung ini memiliki 3 lantai, yang masing-masing memiliki desain interior yang bagus dan autentik.
Itu dia sejarah Lawang Sewu yang menarik untuk dipelajari. Bangunan bersejarah sudah populer di Semarang, khususnya untuk tempat wisata warga lokal maupun mancanegara. (NAI)
ADVERTISEMENT