Konten dari Pengguna

Sejarah Lumpia Semarang, Akulturasi Jawa dan Tionghoa

Seputar Semarang
Artikel yang membahas info seputar kota Semarang.
12 Oktober 2024 17:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Lumpia Semarang, Foto Hanya Ilustrasi, Bukan Gambar Sebenarny, Sumber Foto: Unsplash/Budi Puspa Wijaya
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Lumpia Semarang, Foto Hanya Ilustrasi, Bukan Gambar Sebenarny, Sumber Foto: Unsplash/Budi Puspa Wijaya
ADVERTISEMENT
Sejarah lumpia Semarang yang khas merupakan salah satu hal unik yang menarik diketahui. Pasalnya, camilan enak ini lahir dari akulturasi budaya dari Jawa dan Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Lumpia adalah panganan yang dibuat dari adonan tepung dan telur dadar. Makanan ini kemudian di isi dengan daging, rebung, dan lainnya lalu digulung kemudian digoreng.

Sejarah Lumpia Semarang yang Menarik untuk Diketahui

Sejarah Lumpia Semarang, Foto Hanya Ilustrasi, Bukan Gambar Sebenarny, Sumber Foto: Unsplash/Budi Puspa Wijaya
Dikutip dari buku Hidangan Lezat Semarang, Tim Dapur Kita (2014:6), sejarah lumpia Semarang adalah kisah cinta dua dunia.
Di masa tersebut, seorang pedang bernama Tjoa Thay Joe yang berasal dari Tiongkok mulai menjajakan makanan ringan yang digulung dan digoreng di Semarang.
Makanan tersebut berisi daging babi dan rebung yang mudah didapat dan popular di kalangan masyaraka Tionghoa. Sementara itu, pada saat yang bersamaan seorang perempuan Jawa bernama Mbak Wasih juga menjajakan makanan yang sama namun berisikan udang dan kentang. Tak lama kemudian keduanya bertemu dan menikah.
ADVERTISEMENT
Tjoa Thay Joe dan Mbak Wasih yang sudang menikah menggabungkan resepnya dan membuat lumpia dengan cita rasa gurih serta manis.
Nama “lumpia” sendiri berasal dari paduan kata “lun” gulung dalam bahasa Jawa dan “pia” atau kue dalam bahasa Hokkien.
Nama tersebut mencerminkan perpaduan budaya yang menjadi latar belakang makanan ini tercipta.
Dulu, lumpia dijual di pasar malam milik Belanda bernama Olympia Park. Seiring dengan perkembangan zaman, jajanan ini semakin dikenal luas dan usaha Tjoa Thay Joe dan Mbah Wasih akhirnya diteruskan oleh anak-anaknya.
Saat ini, lumpia Semarang menjadi popular karena rasanya yang lezat dan kisah romantis di balik pembuatannya. Lambat laun, makanan ini mempunyai variasi, baik isian dan jenis goreng atau basah.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, lumpia Semarang menjadi salah satu ikon kuliner dan daya tarik wisatawan dari berbagai daerah. Makanan ini semakin nikmat disantap besama dengan acar dan saus manis kental.
Demikian informasi mengenai sejarah lumpia Semarang yang berasal dari kisah pertemuan Tjoa Thay Joe dan Mbak Wasih. Pertemuan kedua orang berbeda kebudayaan tersebut menciptakan makanan khas asal Semarang yang popular di Indonesia. (AIN)