Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Masjid Layur Semarang yang Didirikan oleh Saudagar Yaman
1 Februari 2025 15:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal tersebut karena masjid ini merupakan salah satu masjid tua yang ada di Kota Semarang. Tidak hanya itu, ada cerita menarik di balik pembangunan masjid ini, di mana beberapa sumber menyebutkan bahwa masjid ini berdiri dengan campur tangan para saudagar dari luar Semarang.
Sejarah Masjid Layur Semarang
Pada abad ke-18, Semarang merupakan salah satu pusat perdagangan di Indonesia, bahkan hingga saat ini. Kota ini menjadi salah satu kota yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai penjuru dunia.
Para pedagang tersebut beberapa di antaranya juga membawa misi lain ketika datang ke Semarang. Salah satunya adalah menyebarkan agama Islam, khususnya para pedagang yang berasal dari Yaman .
Seiring dengan berjalannya waktu, komunitas ini semakin berkembang di daerah Semarang. Hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk membangun sebuah tempat ibadah berupa masjid.
ADVERTISEMENT
Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya bagi komunitas Yaman di Semarang. Masjid tersebut dikenal dengan Masjid Layur Semarang.
Dikutip dari laman https://pariwisata.semarangkota.go.id, sejarah Masjid Layur Semarang dimulai pada tahun 1802 Masehi. Di mana pada tahun tersebut masjid ini mulai dibangun dengan prakarsa para saudagar asal Yaman.
Masjid ini kemudian diberi nama Masjid Layur atau Masjid Menara Kampung Melayu. Secara historis, daerah di mana masjid ini berdiri seringkali disebut dengan perkampungan “Arabische Kamp” dikarenakan jumlah populasi warga pendatang keturunan Arab cukup banyak.
Bangunan masjid ini memiliki ciri khas warna hijau dengan menara pengawas yang unik. Selain itu, ada beberapa hal unik lainnya dari segi arsitektur di masjid ini. Kebanyakan ornamen yang ada di sini memiliki ciri khas Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang membuat masjid ini memiliki ciri khas tersendiri adalah adanya kopi Arab yang bisa dicoba oleh pengunjung yang datang ke masjid ini.
Sejarah Masjid Layur Semarang menjadi bukti nyata tentang semangat toleransi yang tinggi di masyarakat Semarang. Meskipun dibangun oleh komunitas Yaman, masjid ini selalu terbuka untuk siapa saja yang ingin beribadah. (ARD)