Konten dari Pengguna

Wisata Religi Nyatnyono: Lokasi, Daya Tarik, dan Sejarahnya

Seputar Semarang
Artikel yang membahas info seputar kota Semarang.
3 Januari 2025 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
[Wisata Religi Nyatnyono] Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: unsplash/Yusuf Hasan
zoom-in-whitePerbesar
[Wisata Religi Nyatnyono] Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: unsplash/Yusuf Hasan
ADVERTISEMENT
Semarang tidak hanya menghadirkan wisata alam yang indah, tetapi juga wisata religi yang penuh sejarah. Salah satunya adalah Wisata Religi Nyatnyono di kawasan Ungaran. Wisata tersebut menjadi tempat pemakaman waliyullah Hasan Munadi dan Hasan Dipuro.
ADVERTISEMENT
Makam-makam tersebut masih dirawat dengan baik hingga kini oleh masyarakat. Makam waliyullah tersebut berada di atas bukit, sehingga panorama alam yang disuguhkan sangat indah.

Lokasi dan Daya Tarik Wisata Religi Nyatnyono

[Wisata Religi Nyatnyono] Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: unsplash/Meir Clancy
Wisata Religi Nyatnyono berada di Dampyak, Nyatnyono, Ungaran Barat, Semarang, Jawa Tengah. Wisata religi ini bisa dikunjungi kapan saja karena buka selama 24 jam. Adapun daya tarik tempat ini yaitu sebagai berikut:

1. Terletak di Dataran Tinggi

Makam Syeh Hasan Munadi terletak di kawasan ketinggian, sehingga agar sampai ke sana harus melewati jalanan yang menanjak. Masjid yang menjadi makam waliyullah tersebut bisa dicapai dengan menaiki beberapa anak tangga.
Tempatnya cukup luas dan bersih, sehingga nyaman untuk beribadah. Mengutip website visitjawatengah.jatengprov.go.id, selain ada makam Syeh Hasan Munadi, ada pula makam anaknya, Kyai Hasan Dipuro yang lokasinya cukup berdekatan.
ADVERTISEMENT

2. Sendang Mata Air Nyatnyono

Terdapat sendang atau mata air di sekitar lokasi makam. Sendang ini dipercaya sebagai peninggalan Kyai Hasan Munadi yang diyakini memiliki keistimewaan.
Warga setempat percaya bahwa sendang tersebut berasal dari tongkat Hasan Munadi yang ditancapkan ke tanah. Saat tongkat dicabut, muncul mata air yang berubah menjadi sendang.
Sendang ini berada di bawah pohon beringin yang sudah berusia puluhan tahun. Walaupun sedang kemarau panjang, sumber air tersebut tidak pernah kering, sehingga memberikan keteduhan tersendiri bagi warga setempat.

Sejarah Desa Nyatnyono

[Wisata Religi Nyatnyono] Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: unsplash/Khowit Photisan
Dahulu, daerah Nyatnyono, awalnya adalah masjid dan kini berkembang menjadi desa. Di desa tersebut, terdapat masjid yang menjadi peninggalan Kyai Hasan Munadi dan putranya, Kyai Hasan Dipuro.
Saat itu, Kyai Hasan Munadi menjadi santri Sunan Bonang bersama Raden Fattah. Setelah dianggap mempunyai ilmu oleh Sunan Bonang, keduanya diberi amanah untuk menyebarkan ilmu.
ADVERTISEMENT
Raden Fattah bertanggung jawab untuk mendirikan pesantren di Glagah Wangi (Sekarang Bintoro). Adapun Hasan Munadi diberi tanggung jawab untuk kembali ke kampung halamannya, Semarang untuk menyebarkan ilmu.
Nama desa “Nyatnyono” mengacu pada kampung halaman Kyai Hasan Munadi. “Nyatnyono” Dalam bahasa Indonesia artinya “tiba-tiba ada.” Awal mula ceritanya berasal dari pengalaman Kyai Hasan Munadi yang tengah melakukan khalwat (perjalannan spiritual) untuk menyebarkan Islam.
Dalam khalwat tersebut, ia memperoleh ilham untuk mengunjungi suatu tempat yang ternyata masih belum mempunyai masjid. Suatu hari, Kyai Hasan Munadi tiba di tempat yang ditemui dalam khalwatnya. Tiba-tiba saja, satu masjid telah berdiri kokoh di lereng Gunung Sukroloyo.
ADVERTISEMENT
Wisata Religi Nyatnyono bisa menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan spiritual. Lokasinya yang berada di Ungaran, membuat suasana di sekitar sangat sejuk dan nyaman untuk melakukan wisata sekaligus ibadah. (DLA)