5 Ikon Kota Yogyakarta yang Terkenal

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
16 Januari 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ikon kota yogyakara. Sumber: www.unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ikon kota yogyakara. Sumber: www.unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kota Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Selain keindahan alamnya, Yogyakarta juga dikenal dengan hadirnya ikon yang menjadi ciri khasnya. Ada banyak ikon Kota Yogyakarta yang terkenal dan selalu jadi tujuan wisatawan.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman.jogjakota.go.id, selain ikonik, Yogyakarta juga disebut unik karena semua orang bisa melihat berbagai tradisi Jawa yang begitu melekat. Contohnya seperti batik, kerajinan perak, pertunjukan wayang, musik tradisional atau gamelan, bahkan makanan khas Yogyakarta yang sangat terkenal.

Ikon Kota Yogyakarta yang Selalu Diingat Wisatawan

Ilustrasi ikon kota yogyakara. Sumber: www.unsplash.com
Hampir semua orang di berbagai daerah di Indonesia, mengenal ikon Kota Yogyakarta dengan baik. Nyaris di setiap sudut kota, terlihat bangunan atau lokasi yang dinilai ikonik dan berciri khas kota pelajar ini. Berikut beberapa ikon yang sudah dikenal dan diingat selama ini.

1. Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta adalah bangunan yang menjadi tempat tinggal Sultan dan keluarga serta para abdi dalem ini juga menjadi bagian dari sumbu filosofi Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta ini dibangun pasca Perjanjian Giyanti proklamasi atau Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat dikumandangkan pada tanggal 9 Oktober 1755 dengan waktu pembangunan memakan waktu hampir satu tahun.
Kini sebagian kompleks bangunan Keraton Yogyakarta dibuka bagi wisatawan untuk berkunjung dan mengenal sejarah dan budaya yang ada di dalamnya.

2. Tugu Pal Putih

Merujuk dari laman pariwisata.jogjakota.go.id, Tugu Pal Putih berlokasi di tengah persimpangan Jalan Marga Utama, Jalan Jendral Sudirman, dan Jalan Pangeran Diponegoro merupakan pengganti Tugu Golong Gilig yang roboh akibat gempa tektonik pada 10 Juni 1867.
Tugu Pal Putih diresmikan tanggal 3 Oktober 1889 dan dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Bentuknya berbentuk persegi dan berujung lancip, dengan tinggi 15 meter lengkap dengan taman kecil dan pagar hijau pareanom bertuliskan aksara jawa.
ADVERTISEMENT

3. Jalan Malioboro

Sebetulnya, Jalan Malioboro merupakan ruas jalan yang membentang dari selatan simpang rel Stasiun Tugu Yogyakarta hingga Kawasan Nol Kilometer. Asal-usul nama Jalan Malioboro disebut berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu malyabhara yang berarti karangan bunga.
Hingga saat ini, kawasan Malioboro yang sudah direvitalisasi semakin populer sebagai surga oleh-oleh, belanja, serta kuliner yang menjadi favorit wisatawan.

4. Kawasan Nol Kilometer

Kawasan ini berada di simpang empat Jalan Margo Mulyo, Jalan Panembahan Senopati, Jalan Pangurakan, dan Jalan KH. Ahmad Dahlan. Lokasi ini dikelilingi beberapa bangunan bersejarah, seperti Kantor Pos Besar Yogyakarta, Gedung Bank Indonesia, Benteng Vredeburg, Gedung Bank BNI 46, dan Gedung Agung Yogyakarta.
Kawasan Nol Kilometer menjadi tempat yang menarik untuk menikmati suasana kota pada malam hari. Dengan pedestrian yang luas, serta keberadaan kursi taman membuat kawasan ini cocok sebagai tempat bersantai setelah lelah menelusuri Jalan Malioboro.
ADVERTISEMENT

5. Beringin Kembar

Beringin kembar ini bisa ditemukan di Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Nama beringin kembar di Alun-alun Utara adalah Kyai Dewadaru dan Kyai Janadaru, yang kini bernama Kyai Wijayadaru.
Di tengah kedua pohon beringin ini, dulu masyarakat bisa melakukan Tapa Pepe sebagai bentuk unjuk diri dari rakyat agar didengar dan mendapat perhatian ketika memohon keadilan langsung kepada Sultan.
Sementara pohon beringin kembar yang ada di tengah Alun-alun Selatan disebut supit urang. Di sekitar pohon beringin kembar yang ada di tengah Alun-alun Selatan inilah wisatawan biasanya akan menjajal tradisi Masangin.
Ikon Kota Yogyakarta di atas adalah sebagian dari banyaknya tempat ikonik di sana. Wisatawan pasti akan menuju ke lokasi-lokasi tersebut selama berada di dalam Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Tentunya ditambah banyak lokasi tempat makan aneka hidangan khas Yogyakarta, membuat wisatawan semakin betah dan tak bosan untuk kembali ke Kota Gudeg ini.(VAN)