Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
5 Tarian dari Yogyakarta beserta Maknanya
11 Desember 2023 14:49 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kesenian ini masih bisa ditemui hingga saat ini. Hal ini tak lepas dari karena karakteristik masyarakat Yogyakarta yang masih memegang erat warisan leluhur. Tarian tersebut juga memiliki makna yang sangat mendalam.
Tarian dari Yogyakarta
1. Tari Serimpi
Tari Serimpi merupakan salah satu tarian sakral yang berasal dari Kesultanan Yogyakarta. Konon, nama tarian ini, yaitu “serimpi” yang berasal dari Bahasa Jawa, yakni “impi” atau “mimpi”.
Pada awalnya, tarian ini hanya dipentaskan pada acara-acara penting dan hanya dimainkan dalam lingkungan keraton. Namun, seiring perkembangan zaman, tarian ini kini boleh ditarikan di beberapa acara lainnya.
ADVERTISEMENT
Makna dari Tarian Serimpi ini adalah wujud simbolisasi dari kehidupan manusia yang akan berhadapan dengan tiga tahapan hidup, yaitu kelahiran, kehidupan dengan berbagai perjuangan dan masalahnya, dan kematian.
Sesuai dari makna tersebut, tarian ini kemudian dianggap sebagai sarana untuk memberikan tuntunan dan pandangan hidup kepada kaum bangsawan pada masa itu.
2. Tari Kumbang
Tarian tradisional dari Daerah Istimewa Yogyakarta selanjutnya adalah Tari Kumbang. Tarian ini merupakan salah satu tarian yang sangat populer di kalangan masyarakat Jogja.
Dikutip dari situs budaya-indonesia.org, Tari Kumbang terinspirasi dari kehidupan sepasang kumbang betina dan kumbang jantan yang tengah kejar-kejaran seperti sepasang kekasih, lalu terbang ke bunga untuk menghisap sari bunga bersama.
Tarian ini memiliki makna yang mendalam mengenai hubungan sepasang kekasih yang romantis. Sehingga tarian ini bisa mengajak penonton untuk berimajinasi mengenai hubungan antara dua insan yang tengah di mabuk asmara.
ADVERTISEMENT
3. Tari Beksan Lawung Ageng
Tari Beksan Lawung Ageng merupakan salah satu tarian khas Jogja dengan jumlah penari yang terbilang banyak. Sebab, tarian ini dilakukan oleh kurang lebih 16 orang laki-laki.
Gerakan dari tarian ini mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin. Sementara itu, dialog yang digunakan dalam tarian ini menggunakan bahasa campuran, yakni Madura, Melayu, dan Jawa.
Tarian ini diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I sekitar tahun 1755 sampai dengan tahun 1792 yang terinspirasi dari watangan. Di mana para prajurit akan mengadu ketangkasan berkuda dan memainkan tombak.
Tarian ini memiliki makna yang mendalam yakni mencerminkan nilai keberanian serta ketangkasan seorang prajurit keraton. Tarian ini juga menjadi sarana pembentukan karakter jiwa seorang ksatria melalui kedisiplinan berolah fisik dan berolah batin.
ADVERTISEMENT
4. Tari Klana Alus
Tari Klana Alus lahir di lingkungan istana dan ditampilkan sebagai pertunjukkan tersendiri yang klasik. Klana Alus merupakan jenis tari klana yang ditarikan dengan tipe tari alus gaya Yogyakarta.
Tarian ini menggambarkan seorang kesatria sabrangan (seberang) yang sedang jatuh cinta, yakni tokoh Prabu Dasalengkara dalam wayang wong lakon Abimanyu Palakrama yang sedang sedang jatuh cinta pada Dewi Siti Sendari.
Gerak tariannya pun diambil dari salah satu adegan wayang wong Abimanyu Palakrama. Tari Klana Alus ini memiliki makna mengenai sifat-sifat manusia yang berkaitan dengan harta, tahta, dan wanita.
5. Tari Srikandi Suradewati
Tari Srikandi Suradewati merupakan tari tradisional dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang menceritakan tentang peperangan antara Dewi Suradewati dengan Dewi Siti Sendari yang diambil dari serat Mahabarata.
ADVERTISEMENT
Suradewati diutus oleh kakaknya, Prabu Dasalengkara untuk melamarkan Dewi Siti Sendari. Pada kenyataannya, Dewi Siti Sendari telah dijodohkan dengan Raden Abimanyu.
Namun, Suradewati tetap memaksa menyunting Dewi Siti Sendari, hingga terjadilah perseteruan antara keduanya. Dalam peperangan, Dewi Srikandi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya.
Tari Beksan Srikandi Suradewati memiliki makna kehidupan yang mendalam, yakni memberikan pelajaran hidup. Salah satunya agar tak memaksakan kehendak tanpa melihat situasi dan kondisi yang sudah ada.
Baca Juga: 5 Gudeg Jogja Terkenal Langganan Wisatawan
Itulah informasi mengenai beberapa tarian dari Yogyakarta yang penuh makna. Semoga bisa menambah wawasan mengenai jenis kesenian budaya yang ada di Indonesia, khususnya D.I Yogyakarta. (IND)