Konten dari Pengguna

7 Senjata Tradisional Yogyakarta yang Menjadi Ikon dan Warisan Budaya

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
13 Januari 2024 16:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Senjata Tradisional Yogyakarta. Sumber: Agto Nugroho / Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Senjata Tradisional Yogyakarta. Sumber: Agto Nugroho / Unsplash
ADVERTISEMENT
Senjata tradisional Yogyakarta merupakan warisan budaya yang beberapa di antaranya tersimpan rapi di museum sejarah. Senjata tersebut hingga kini juga menjadi warisan budaya yang dijaga.
ADVERTISEMENT
Di zaman dahulu, senjata tradisional digunakan oleh nenek moyang untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti menjalankan kegiatan sehari-hari, berperang, dan alat dalam sebuah ritual.

Ini 7 Senjata Tradisional Yogyakarta

Ilustrasi Senjata Tradisional Yogyakarta. Sumber: Reidika Haris / Unsplash
Dikutip dari buku Intisari Pengetahuan Sosial Lengkap (IPSL) SD halaman 189, disebutkan bahwa salah satu senjata tradisional Yogyakarta adalah clurit. Selain itu, masih ada senjata tradisional yang masih jarang diketahui banyak orang.
Berikut ini penjelasan senjata yang menjadi ikon sekaligus warisan budaya masyarakat Yogyakarta:

1. Patrem

Istilah patrem digunakan untuk menyebut keris dengan bilah yang berukuran kecil. Bentuknya sendiri bisa lurus atau melengkung yang dilengkapi dengan ukiran singa, naga, dan lainnya.

2. Wedhung

Secara bentuk, wedhung mirip dengan keris. Bedanya adalah, ukurannya cenderung lebih besar. Jika keris umumnya diselipkan di belakang tubuh, wedhung seringkali diseliokan di depan tubuh.
ADVERTISEMENT

3. Condroso

Meski ukurannya kecil, tetapi condroso merupakan senjata tradisional yang bisa dibilang mematikan. Bentuknya layaknya konde dan sering diselipkan di rambut yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari serangan lawan.

4. Cangkol

Sebagai informasi, cangkol adalah senjata tradisional berbentuk tombak dengan mata tombak didesain mirip kudha trancang. Fungsinya adalah untuk mengait leher lawan agar mereka kesulitan melakukan serangan balik.

5. Bandhil

Masyarakat Yogyakarta sering menyebut bandhil dengan sebutan umban pelempar batu. Senjata tradisional ini merupakan alat perang jarak dekat yang memiliki tiga jenis model, mulai dari brubuh, jauh, dan lepas.

6. Canggah

Dari segi bentuk, canggah sangat mirip dengan tombak. Poin yang menjadi ciri khasnya adalah adanya dua mata tombak (dwisula). Masyarakat zaman dahulu sering memanfaatkannya untuk bertarung jarak dekat.
ADVERTISEMENT

7. Plintheng

Dalam bahasa Indonesia, plintheng disebut ketapel yang terbuat dari kayu berbentuk huruf Y. Pada kedua sisinya dihubungkan dengan tali karet yang teksturnya elastis. Biasanya, masyarakat menggunakannya untuk berburu binatang atau burung.
Itulah daftar senjata tradisional Yogyakarta dengan berbagai bentuk dan fungsi. Tidak semuanya hanya bisa dilihat di museum sejarah, beberapa di antaranya masih sering digunakan oleh masyarakat, salah satunya adalah plintheng. (nov)