Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Bagian-Bagian Keraton Yogyakarta dan Fungsinya yang Menarik untuk Ditelusuri
13 Maret 2024 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang penasaran dengan bagian-bagian Keraton Yogyakarta. Pasalnya memang tidak semua area Keraton Yogyakarta ini dibuka untuk umum. Sebagian bahkan hanya diperbolehkan untuk dimasuki oleh abdi dalem, kerabat, dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentunya tidak mengherankan. Pasalnya, selain sebagai destinasi wisata, Keraton juga merupakan tempat tinggal yang sifatnya private. Seperti halnya rumah tinggal, bagian-bagian Keraton Yogyakarta memiliki fungsinya sendiri-sendiri.
Bagian-Bagian Keraton Yogyakarta dan Fungsinya
Bagi yang ingin berkunjung ke destinasi wisata ini, ada baiknya untuk tahu bagian-bagian dari Keraton Yogyakarta dan juga fungsinya. Dengan mengetahui bagian-bagian ini, selain diharapkan dapat menambah wawasan, juga bisa menghormati batasan dan aturan yang ditetapkan saat mengunjungi ikon Yogyakarta ini.
Berikut adalah bagian-bagian Keraton Yogyakarta, seperti dikutip dari situs resmi kratonjogja.id.
1. Pagelaran dan Sitihinggil Lor
Pagelaran dan Sitihinggil Lor adalah area pertama di selatan Alun-Alun Utara. Pagelaran digunakan untuk upacara kerajaan, di mana para abdi dalem menghadap Sultan yang berada di Sitihinggil.
ADVERTISEMENT
Sitihinggil merupakan sebuah area tinggi dengan nilai filosofis sebagai tempat Sultan saat miyos (keluar dari kediaman) dan siniwaka (duduk di singgasana).
Di depan Sitihinggil terdapat Pagelaran. Di sinilah terdapat beberapa bangunan dengan banyak fungsi. Mulai dari Bangsal Pagelaran, Bangsal Pangrawit, Bangsal Pengapit, Bangsal Pemandengan, hingga Bangsal Pacikeran. Sebagian besar area ini dibuka untuk umum.
Sitihinggil Lor memiliki Bangsal Sitihinggil, Bangsal Manguntur Tangkil, Bangsal Witana, Bangsal Kori, Bale Bang, Bale Angun-angun, dan Bangsal Pacaosan. Antara Sitihinggil Lor dan Kamandungan Lor dihubungkan oleh Regol Brajanala.
2. Kamandungan Lor
Kamandungan Lor adalah plataran kedua dengan bangunan seperti Bangsal Pancaniti, Bale Anti Wahana, dan Bangsal Pacaosan. Dikenal juga sebagai Plataran Keben karena adanya pohon keben besar.
Akses ke plataran berikutnya diberikan melalui Regol Kamandungan atau Regol Srimanganti.
ADVERTISEMENT
3. Srimanganti
Srimanganti adalah plataran yang berisi Bangsal Srimanganti untuk pertunjukan seni dan penyambutan tamu oleh Sultan, serta Bangsal Trajumas untuk menyimpan benda pusaka Keraton Yogyakarta.
Di sini juga terdapat bangunan pendukung seperti Bangsal Pacaosan, kantor keamanan, dan kantor Tepas. Regol Danapratapa menghubungkan Srimanganti ke plataran berikutnya, Kedhaton.
4. Kedhaton
Kedhaton adalah area sentral Keraton Yogyakarta, dikenal sebagai plataran dengan tingkat hierarki tertinggi. Di sini terletak Bangsal Kencana, tempat upacara penting, dan Gedhong Prabayeksa, penyimpanan pusaka keraton.
Selain itu, Kedhaton juga memiliki bangunan lain seperti Bangsal Manis, Gedhong Jene, museum-museum (HB IX, Batik, Keramik dan Kristal, Lukisan), Kaputren, Masjid Panepen, dan Kraton Kilen.
Regol Kemagangan menghubungkan Kedhaton dengan plataran Kemagangan berikutnya.
5. Kemagangan
Plataran ini menampung Bangsal Kemagangan, yang dulunya adalah area latihan abdi dalem dan sekarang digunakan untuk pertunjukan wayang kulit dan aktivitas lain. Di sini juga ada Panti Pareden di sisi barat dan timur, tempat pembuatan gunungan untuk upacara Garebeg.
ADVERTISEMENT
Bangsal Pacaosan bertugas sebagai pos penjagaan abdi dalem. Regol Gadhung Mlati menghubungkan area ini dengan Kamandungan Kidul.
6. Kamandungan Kidul
Di Kamandungan Kidul terdapat Bangsal Kamandungan, bangsal bersejarah yang dibawa Sri Sultan Hamengku Buwono I dari Desa Karangnongko, Sragen, sebagai tempat tinggal selama perang melawan VOC.
Plataran ini juga memiliki Bangsal Pacaosan dan dihubungkan dengan Sitihinggil Kidul melalui Regol Kamandungan Kidul.
7. Sitihinggil Kidul
Sitihinggil Kidul dulu digunakan oleh raja untuk mengamati latihan prajurit menjelang upacara Garebeg. Pada 1956, di area ini didirikan Gedhong Sasana Hinggil Dwi Abad, sebuah monumen sekaligus gedung pertunjukan untuk memperingati dua abad Keraton Yogyakarta.
Baca juga: Bale Raos: Mencicipi Menu Hidangan Favorit Sri Sultan HB VIII hingga HB X
Demikian bagian-bagian Keraton Yogyakarta serta fungsi dan sejarahnya, yang sangat menarik untuk ditelusuri. (CR)
ADVERTISEMENT