Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sejarah Stasiun Lempuyangan, Stasiun Tertua di Jogja
18 Desember 2023 15:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah Stasiun Lempuyangan menjadi salah satu cerita yang wajib diketahui oleh masyarakat, terutama warga Jogja. Stasiun yang telah berdiri sejak tahun 1872 ini menjadi stasiun tertua di Jogja .
ADVERTISEMENT
Stasiun Lempuyangan ini bahkan lebih tua 15 tahun dari Stasiun Tugu, Yogyakarta. Stasiun kereta api ini juga menjadi salah satu infrastuktur yang memiliki andil besar dalam sejarah perkembangan transportasi di Indonesia.
Sejarah Stasiun Lempungan Jogja
Seperti namanya, Stasiun Lempuyangan berasal dari nama kampung tempat stasiun ini berada, yakni di Kampung Tegal Lempuyangan. Stasiun yang diresmikan pada 1872 dan ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya berdasarkan SK Gubernur No. 120/KEP/2010 dan Perda DIY No 188 Tahun 2014.
Dikutip dari situ jogjacagar.jogjaprov.go.id, sebelum Stasiun Tugu berdiri, Lempuyangan menjadi stasiun terbesar di Yogyakarta. Berikut ini sejarah lengkap Stasiun Lempuyangan, hingga menjadi stasiun tertua di Jogja.
1. Masa Pembangunan Stasiun Lempungan
Latar belakang pembangunan stasiun berkaitan dengan adanya kebijakan pengangkutan gula yang menggunakan kereta api. Terlebih pada tahun 1870-an, industri gula di Jogja yang dikelola Belanda di Jogja naik sangat pesat.
ADVERTISEMENT
Awalnya, NV Nederlandsch - Indische Spoorweg Maatschaappij atau NIS telah membangun jaringan rel sepanjang 26 kilometer untuk melayani rute Kemijen, Semarang-Tanggung dan Grobogan. Sayang, NIS justru mengalami kerugian.
Selanjutnya Pemerintah Belanda meminta NIS untuk melanjutkan pembangunan rel sepanjang 166 kilometer menuju Yogyakarta. Pembangunan rel ini turut disertai dengan pembangunan Stasiun Lempuyangan.
2. Penghubung Wilayah Kerajaan di Jawa
Stasiun ini mulai digunakan pada 10 Juni 1872 oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda. Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) bahkan menjadikan stasiun kereta api ini sebagai pusat pengangkutan industri gula.
Pada awalnya, Stasiun Lempuyangan ini hanya melayani rute Yogyakarta - Semarang. Namun, seiring bertambahnya waktu, semakin panjang jalur rel kereta yang dibangun, rutenya ditambah dan semakin beragam.
Rute ini dikenal dengan nama Semarang-Vorstenlanden, yang artinya wilayah-wilayah dari kekuasaan kerajaan pecahan Kesultanan Mataram Islam. Rute tersebut menghubungkan satu kerajaan ke kerajaan lain di Jawa.
ADVERTISEMENT
Beberapa kerajaan yang dilewati rute tersebut adalah Kadipaten Mangkunegaran, Kadipaten Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Kesultanan Yogyakarta. Keberadaan stasiun kereta api pertama di Jogja ini punya peran penting dalam pembangunan masyarakat pada masa itu.
3. Dijadikan sebagai Cagar Budaya
Melihat sejarah yang dimiliki, Stasiun Lempuyangan akhirnya ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI No. PM.89/PW.007/MKP/2011.
Stasiun Lempuyangan dinilai telah memenuhi kriteria-kriteria untuk mendapatkan status tersebut, seperti berusia 50 tahun atau lebih, mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun, serta memiliki arti penting bagi sejarah.
Sejak dulu hingga saat ini, stasiun kereta api ini menjadi salah satu titik pemberhentian yang penting bagi kemajuan ekonomi dan transportasi di daerah Jogja. Bahkan banyak masyarakat Jogja dan sekitarnya sangat bergantung dengan keberadaan stasiun ini.
ADVERTISEMENT
Itulah informasi mengenai sejarah Stasiun Lempuyangan, stasiun tertua di Jogja. Semoga bisa menambah wawasan mengenai sejarah transportasi kereta api di Indonesia. (IND)