Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menilik Museum Tani Jawa Indonesia dan Koleksi Alat Pertaniannya
17 Januari 2024 14:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Perkembangan pertanian di negara Indonesia dari masa ke masa bisa dilihat di Museum Tani Jawa Indonesia yang ada di Jogja.
ADVERTISEMENT
Perkembangan peradaban di Indonesia tidak lepas dari pertanian. Tidak heran jika sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidup mereka dengan menjadi petani.
Daya Tarik Museum Tani Jawa Indonesia
Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan DIY http://gregahmuseum.jogjaprov.go.id, Museum Tani Jawa Indonesia adalah sebuah museum yang digagas langsung oleh Kristya Bintara pada tahun 1998.
Pada tahun 2005, beliau dan rekan rekannya mulai mengumpulkan berbagai koleksi pertanian di rumah Joglo Bapak Subandi selaku Dukuh Kanten. Akan tetapi sangat disayangkan bangunan runtuh saat terjadinya gempa Jogja pada tahun 2006.
Setelah peristiwa gempa yang melanda Jogja tersebut, museum didirikan kembali di rumah Bapak Sarjono Purwowiyono di Candran dan diresmikan pada tanggal 4 Mei 2007.
ADVERTISEMENT
Tahun 2017, Museum Tani Jawa Indonesia mendapat bantuan revitalisasi museum dari Dinas Kebudayaan D.I. Yogyakarta. Ada beberapa daya tarik utama dari museum yang satu ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bentuk Bangun Museum
Daya tarik pertama sebenarnya bisa dilihat dari bentuk bangunan yang digunakan untuk museum. Museum ini berbentuk joglo, yaitu bangunan khas Jawa yang memiliki atap tinggi dan luas.
Di dalam museum, bisa melihat berbagai macam koleksi alat pertanian yang digunakan oleh petani Jawa sejak zaman dahulu.
Di area depan ada sebuah patung yang menunjukkan salah satu ciri khas petani Indonesia yaitu penggunaan kerbau untuk membajak sawah.
2. Koleksi Peralatan Pertanian
Daya tarik selanjutnya dari museum ini adalah koleksi peralatan pertanian yang digunakan petani Indonesia dari zaman dahulu. Ada raturan alat pertanian tradisional yang dipamerkan di sini, mulai dari benih padi, sabit, bajak, garu, lesung, lumpang, hingga kendil.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga koleksi benda-benda yang berkaitan dengan produksi makanan dan transportasi tradisional, seperti wajan, cowek, anglo, keren, gerobak sapi, dan delman.
Museum ini tidak hanya menampilkan benda-benda mati, tetapi juga menghidupkan kembali suasana pertanian Jawa melalui foto-foto dokumentasi. Wisatawan bisa melihat bagaimana petani Jawa bercocok tanam, mengolah tanah, menyemai benih, menyiangi rumput, memanen padi, menggiling gabah, hingga memasak nasi.
3. Boneka Nini Thowong
Salah satu koleksi yang menarik perhatian adalah boneka Nini Thowong yang dipercaya sebagai penjaga sawah. Boneka ini berbentuk wanita tua dengan rambut panjang dan baju hijau.
Boneka ini biasanya diletakkan di tengah sawah untuk mengusir burung atau hewan lain yang bisa merusak tanaman. Boneka ini juga dipercaya bisa memberikan berkah bagi petani yang menghormatinya.
ADVERTISEMENT
Jika berminat datang ke museum ini lokasinya berada di Ds. Candran, Kebonagung, Imogiri, Kanten, Kb. Agung, Kec. Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini buka setiap Senin hingga Jumat pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.
Museum Tani Jawa Indonesia adalah salah satu museum yang bisa dikunjungi jika ingin mempelajari mengenai pertanian Indonesia. (ARD)