Museum Mini Sisa Hartaku, Tempat Mengenang Sisa Erupsi Gunung Merapi

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
10 Februari 2024 9:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Museum Mini Sisa Hartaku. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Eugenia Clara
zoom-in-whitePerbesar
Museum Mini Sisa Hartaku. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Eugenia Clara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Museum Mini Sisa Hartaku dibangun sebagai monumen untuk mengabadikan kenangan atas kejadian erupsi Gunung Merapi. Terletak di lereng gunung yang masih aktif, museum ini menyimpan cerita dan peninggalan dari salah satu bencana alam paling mematikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pengunjung dapat menjelajahi ruangan demi ruangan yang penuh dengan foto, artefak, dan sisa-sisa kehidupan sehari-hari yang terselamatkan dari amukan Merapi.

Museum Mini Sisa Hartaku: Sejarah Berdirinya

Museum Mini Sisa Hartaku. Sumber: Unsplash/Rivan Saputra
Pada akhir Oktober 2010, Gunung Merapi, yang berlokasi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta, mengalami serangkaian letusan dahsyat yang berlangsung hingga November. Letusan ini memuncak pada peristiwa pelepasan lava dan abu vulkanik yang sangat dramatis.
Tragedi ini tidak hanya merenggut nyawa setidaknya 353 orang tetapi juga menimbulkan kerusakan luas pada properti, memusnahkan ternak, dan mengubur lahan pertanian di bawah lapisan material vulkanik. Efek dari letusan tersebut sampai ke Kota Yogyakarta dengan hujan abu, kerikil, dan pasir, serta ke Purwokerto dan Cilacap dengan turunnya abu vulkanik pekat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs kebudayaan.slemankab.go.id, Museum Mini Sisa Hartaku, atau dikenal juga sebagai The House of Memory, merupakan hasil inisiatif Sriyanto. Beliau adalah salah seorang penduduk lokal yang berhasil selamat dari tragedi erupsi Gunung Merapi tahun 2010 tersebut.
Didorong oleh keinginan untuk menghormati penduduk yang terdampak dan mengabadikan kenangan atas bencana alam tersebut, Sriyanto mengubah rumahnya yang terletak di lereng gunung tersebut menjadi sebuah museum.
Sriyanto, dalam upaya pemulihan pascabencana, mengumpulkan barang-barang yang tersisa dari kehancuran untuk dipamerkan, menjadikan museum ini simbol perjuangan dan kenangan atas bencana tersebut. Dibuka untuk umum pada tahun 2011, museum ini kini menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik di Yogyakarta, menceritakan kisah kekuatan, kehilangan, dan harapan.
ADVERTISEMENT

Koleksi Museum Mini Sisa Hartaku

Museum Mini Sisa Hartaku. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Yosh Ginsu
Museum mini ini merupakan kapsul waktu yang menyimpan kenangan dari erupsi Gunung Merapi.
Pengunjung dapat menyaksikan koleksi foto erupsi yang menakjubkan dan beragam benda yang tersisa dari bencana awan panas, termasuk alat-alat dapur, kendi, dan penggorengan. Museum ini juga rumah bagi artefak menarik lainnya seperti instrumen gamelan, kerangka sepeda motor yang berkarat, televisi, komputer rusak, dan tulang-tulang sapi.

Lokasi, Akses, Jam Operasional, dan Tiket Masuk

Museum Mini Sisa Hartaku. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Ake Widyastomo
Museum Sisa Hartaku berlokasi di Dusun Kepung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Berjarak sekitar 20 km ke utara dari pusat Kota Yogyakarta, museum ini terbuka untuk umum setiap hari, dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Adapun tiket masuknya sangat terjangkau, seharga Rp.5.000 per orang saja.
ADVERTISEMENT
Bagi yang tertarik mengunjungi, berbagai pilihan transportasi tersedia, termasuk kendaraan pribadi, ojek, taksi, atau bus umum dengan tujuan Cangkringan.
Demikianlah, di Museum Mini Sisa Hartaku ada kisah tentang kekuatan, kehilangan, dan harapan memberi pelajaran berharga tentang ketangguhan manusia menghadapi kekuatan alam. (CR)