Konten dari Pengguna

Sejarah Candi Ijo yang Ada di Sleman Yogyakarta

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
24 Oktober 2023 10:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Candi Ijo, sumber foto: unsplash.com/Mario La Pergola
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Candi Ijo, sumber foto: unsplash.com/Mario La Pergola
ADVERTISEMENT
Jika berkunjung ke Yogyakarta, mungkin sudah familiar dengan Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang merupakan ikon wisata sejarah di kota ini. Akan tetapi ternyata ada beberapa candi lainnya, misalnya adalah Candi Ijo. Sejarah Candi Ijo juga menarik untuk diikuti.
ADVERTISEMENT
Karena candi ini merupakan salah satu kompleks percandian Hindu yang berada di atas perbukitan. Letaknya juga tidak jauh dari pusat Kota Yogyakarta, sehingga masih bisa dijangkau dengan mudah.

Sejarah Candi Ijo

Ilustrasi Sejarah Candi Ijo, sumber foto: unsplash.com/Johannes Mändle
Dikutip dari buku Mengenal Candi-candi Nusantara karya Thomas Wendoris, (2008) Candi Ijo memiliki nama yang unik, karena ijo dalam bahasa Jawa berarti hijau. Nama ini bukan berasal dari warna candi, melainkan dari nama bukit tempat candi berada, yaitu Gumuk Ijo.
Nama ini sudah disebut dalam prasasti Poh yang berangka tahun 906 Masehi, yang berisi tentang anak desa atau orang Ijo. Candi Ijo diperkirakan dibangun antara abad ke-9 hingga ke-11 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan dan Rakai Kayuwangi dari Kerajaan Mataram Kuno.
ADVERTISEMENT
Kerajaan ini juga membangun candi-candi besar lainnya seperti Prambanan dan Borobudur.

Penemuan Candi Ijo

Candi Ijo baru ditemukan kembali pada tahun 1886 oleh H.E. Dorrepaal, seorang peneliti Belanda. Setelah Indonesia merdeka, candi ini diteliti oleh Dinas Purbakala mulai tahun 1958 dan terus dilakukan pemugaran hingga sekarang.
Candi Ijo memiliki daya tarik tersendiri karena berada di ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut. Dari sini, pengunjung bisa menikmati pemandangan indah berupa persawahan, bandara, dan pantai Parangtritis.

Daya Tarik Candi Ijo

Salah satu daya tarik candi ini adalah memiliki arsitektur dan relief yang menarik untuk diamati. Candi Ijo dibangun dengan mengikuti kontur bukit, sehingga terdiri dari beberapa teras berundak.
Kompleks percandian utama berada di teras tertinggi, yang terdiri dari candi induk, candi pengapit, dan candi perwara. Candi induk menghadap ke barat dan memiliki tiga relung di tiap sisinya.
ADVERTISEMENT
Di dalam relung-relung ini ditemukan arca-arca dewa Hindu seperti Siwa, Wisnu, dan Brahma. Di dalam bilik utama candi induk terdapat lingga dan yoni yang melambangkan kesatuan Siwa dan Parwati. Yoni ini memiliki hiasan naga di bagian bawahnya.
Di depan candi induk terdapat tiga candi perwara yang lebih kecil. Di dalam bilik-bilik candi perwara ini ditemukan arca Nandi (sapi keramat Siwa), Garuda (burung keramat Wisnu), dan Angsa (burung keramat Brahma). Di samping kiri dan kanan candi induk terdapat dua candi pengapit yang lebih rendah. Di dalam bilik-bilik candi pengapit ini ditemukan arca Ganesha (dewa pengetahuan) dan Durga (dewa perang).
Di bagian barat kompleks percandian utama terdapat reruntuhan bangunan-bangunan lain yang masih dalam proses ekskavasi dan pemugaran. Diperkirakan bahwa kompleks percandian Ijo jauh lebih luas dari yang tampak sekarang, karena banyak artefak yang ditemukan di lereng bukit sekitar candi.
ADVERTISEMENT
Sejarah Candi Ijo tentunya tidak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan di kawasan Yogyakarta. Candi Ijo juga merupakan salah satu warisan budaya Jogja yang patut dikunjungi oleh para pecinta sejarah dan budaya. (WWN)