Konten dari Pengguna

Sejarah Kota Jogja, Daerah Istimewa yang Sungguh Istimewa

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
9 November 2023 15:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah kota Jogja. Sumber: www.unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah kota Jogja. Sumber: www.unsplash.com
ADVERTISEMENT
Kota Jogja adalah salah satu kota istimewa di Indonesia. Istimewa bukan hanya karena kekayaan budayanya yang mendalam atau keindahan alamnya yang memesona, tetapi juga karena sejarah Kota Jogja yang kaya dan penuh warna. Kota ini merupakan simbol kearifan lokal, tradisi, dan ketahanan budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada masa lalu, Jogja atau Yogyakarta dikenal sebagai Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Awalnya, pusat kerajaan Mataram Islam yang berada di Kotagede, Yogyakarta, pindah ke beberapa wilayah lain, seperti Kerta, Pleret, Kartasura, dan Surakarta.

Perjanjian Gianti yang Jadi Bagian dari Sejarah Kota Jogja

Ilustrasi sejarah kota Jogja. Sumber: www.unsplash.com
Mengutip laman jogjakota.go.id, sejarah Kota Jogja bermula dari Perjanjian Gianti pada tanggal 13 Februari 1755, yang ditandatangani oleh Kompeni Belanda di bawah pengawasan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel.
Perjanjian ini menghasilkan pembagian Kerajaan Mataram menjadi dua bagian, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Surakarta dipimpin oleh Susuhunan Pakubuwono III, sementara Yogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I.
ADVERTISEMENT
Daerah kekuasaan Sultan Hamengku Buwono I meliputi Mataram, Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede, serta beberapa daerah mancanegara, seperti Madiun, Magetan, Cirebon, dan lain-lain.
Setelah Perjanjian Pembagian Daerah selesai, pada tanggal 13 Maret 1755, Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I menetapkan daerah kekuasaannya dengan nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan menjadikan Yogyakarta sebagai ibukotanya.
Dahulu, Jogja dijuluki sebagai Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Semula, Kerajaan Mataram Islam yang berpusat di wilayah Kotagede, Yogyakarta pindah ke sejumlah daerah, yaitu Kerta, Pleret, Kartasura dan Surakarta.

Fakta Keistimewaan Kota Jogja

Ilustrasi sejarah kota Yogyakarta. Sumber: www.unsplash.com
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kesultanan Yogyakarta diakui sebagai daerah yang istimewa, dan keduanya memiliki kontrak politik yang menjadikan Yogyakarta tidak pernah tunduk kepada penjajah.
ADVERTISEMENT
Status keistimewaan Yogyakarta secara resmi diakui pada 5 September 1945, saat Presiden RI Ir. Soekarno mengeluarkan Piagam Penetapan yang menetapkan Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945.
Kepemimpinan Pemerintahan DIY dipegang oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama dengan Badan Pekerja Komite Nasional.
Sebagai daerah istimewa yang dipimpin secara turun-temurun, Yogyakarta memiliki otonomi dalam mengatur wilayahnya sendiri. Keistimewaan DIY juga diakui dalam putusan Mahkamah Agung tentang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012.
Inilah sejarah Kota Jogja, kota yang disebut sebagai Daerah Istimewa karena sudah memiliki pemerintahan sendiri sejak tahun 1755, sebelum Indonesia merdeka.
ADVERTISEMENT
Dengan keistimewaannya, Yogyakarta tetap menjadi pusat kebudayaan dan pendidikan yang memukau di Indonesia. Pesona sejarah dan keberlanjutan budayanya menjadikan Yogyakarta sebagai tujuan wisata yang sangat menarik dan berharga di Indonesia. (VAN)