Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Malioboro Singkat dan Kondisinya Sekarang
23 Oktober 2023 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu, kondisi Malioboro di masa kini pun tak kalah menarik untuk diketahui. Bahkan kondisi itulah yang membuatnya populer dan menarik minat para turis untuk mengunjunginya.
Sejarah Malioboro Singkat
Malioboro merupakan jalan yang berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “malyabhara”, artinya adalah karangan bunga. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa Malioboro berasal dari orang Inggris yang pernah ada di Yogyakarta, yaitu Marlborough.
Lalu mengutip buku The Analiysis of Sense of Place of Malioboro Shopping Areas, Astrid Kusumawidagdo, dkk (2022: 62), menurut Winandatari pada tahun 2002, Malioboro adalah kawasan historis yang berfungsi komersial.
Sisi historis jalan tersebut dapat diketahui dari sejarah Malioboro itu sendiri . Berikut penjelasan singkatnya.
1. Awal Abad ke-19
Malioboro mulai dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada awal abad ke-19. Berbagai bangunan pun dibangun di sana, seperti Benteng Vredeburg, The Dutch Governor’s Residence, Dutch Club, kantor pos, dan Javasche Bank.
ADVERTISEMENT
2. Akhir Abad ke-19
Menjelang akhir abad ke-19, Malioboro semakin ramai dikunjungi oleh pedagang. Lalu pada era yang sama, jalan tersebut dibagi menjadi dua sesudah Stasiun Tugu dibangun. Jalan tersebut pun menjadi semakin ramai.
3. Awal Kemerdekaan
Kisah jalan ini terus terukir hingga pada awal kemerdekaan. Hal ini disebabkan adanya pertempuran hebat antara pejuang Indonesia melawan pasukan Belanda. Pertempuran tersebut bernama Serangan Umum 1 Maret 1949.
Kondisi Malioboro Saat Ini
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, saat ini Malioboro merupakan kawasan komersial. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pedagang yang menjual berbagai produk di sana, seperti makanan, kaos, pernak-pernik, dan lain-lain.
Tak heran jalan di Yogyakarta ini pun sering dikunjungi oleh para turis terutama saat sedang lapar atau membeli oleh-oleh. Selain itu, para turis juga bisa naik andong, becak, hingga mengunjungi berbagai tempat bersejarah di sekitar sana.
ADVERTISEMENT
Jalan ini pun dibuka setiap hari. Namun, akan ada lebih banyak pengunjung yang memadati jalan ini saat malam tiba.
Sejarah Malioboro di atas menjadi alasan mengapa jalan tersebut populer seperti sekarang. Oleh sebab itu, kisah ini perlu dipahami dan diceritakan kepada generasi-generasi selanjutnya agar tak ada orang yang melupakannya. (LOV)