Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Saksi Penyebaran Islam di Yogyakarta
22 Maret 2024 14:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Gedhe Mataram juga menjadi salah satu destinasi wisata religi yang sangat populer di Jogja. Hal ini tak lepas dari cerita sejarah Masjid Gedhe Mataram Kotagede yang menjadi saksi penyebaran Islam di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs jogjacagar.jogjaprov.go.id, masjid ini terletak di Dusun Sayangan, Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Masjid ini berada di dekat kompleks makam pendiri Kerajaan Mataram Islam dan pemandian Sendang Seliran.
Sejarah Masjid Gedhe Mataram Kotagede
Masjid Gedhe Mataram merupakan salah satu masjid tertua di Yogyakarta . Masjid ini merupakan bagian dari konsep catur gatra tunggal atau empat kesatuan, yakni keraton, masjid, alun-alun, dan pasar.
Masjid ini sampai sekarang masjid digunakan sebagai tempat ibadah warga sekitar. Tak jarang pula masjid ini menjadi destinasi wisata religi oleh wisatawan, baik lokal maupun dari luar daerah.
Dalam masa pembangunannya, Masjid Gedhe Mataram memiliki cerita sejarah yang panjang dan melibatkan umat Hindu di wilayah Jogja. Berikut penjelasan lengkapnya.
ADVERTISEMENT
1. Didirikan pada tahun 1578 - 1587
Masjid Gedhe Mataram mulai dibangun pada tahun 1578 dan kemudian selesai pada tahun 1587, yakni pada era Panembahan Senopati. Masjid ini memiliki cerita yang panjang dan menjadi saksi penyebaran agama Islam di Yogyakarta.
Sejarah Masjid Gedhe Mataram Kotagede berawal dari perpindahan Ki Ageng Pemanahan dan anaknya yang bernama Danang Sutawijaya ke Alas Mentaok Kotagede. Tanah pemberian Kasultanan Pajang lalu dijadikan masjid oleh Ki Ageng Pemanahan atas saran gurunya yaitu Sunan Kalijaga.
2. Pembangunan Masjid Melibatkan Umat Hindu
Masjid ini dibangun dengan melibatkan masyarakat yang pada saat itu masih menganut agama Hindu dan Budha. Hal tersebut dapat dilihat pada arsitektur bangunan masjid yang tampak unik.
Pada saat berlangsungnya pembangunan masjid, umat Islam membangun bagian utama bangunan masjid. Sementara umat Hindu membangun bagian pagar masjid. Hal itu terlihat dari pintu masuk masjid yang berwujud Pura.
ADVERTISEMENT
3. Bangunan Masjid Hasil dari Akulturasi Budaya
Akulturasi budaya yang terlihat dari bentuk bangunan masjid ini bukanlah tanpa alasan. Hal tersebut bertujuan agar penyebaran agama di Jogja semakin mudah, mengingat pada saat itu mayoritas masyarakat masih menganut animisme dan dinamisme.
Pada saat itu, masyarakat sulit menerima ajaran agama Islam. Oleh karena itu, penyebaran agama Islam dilakukan dengan pendekatan budaya yang juga digunakan Sunan Kalijaga. Hingga akhirnya juga diterapkan dalam menyebarkan agama Islam di tanah Mataram.
4. Pembangunan Serambi dan Halaman Masjid
Seiring berjalannya waktu, Masjid Gedhe Mataram kemudian mengalami perkembangan. Tempat ibadah yang awalnya hanya berbentuk bangunan sederhana, kemudian dibangun serambi dan halaman masjid.
Pembangunan tersebut dilakukan pada masa Sultan Agung, tepatnya pada tahun 1611 masehi. Hingga saat ini, bangunan Masjid Gedhe Mataram Kotagede masih mempertahankan bentuk aslinya.
ADVERTISEMENT
5. Keberadaan Bedug Berusia Ratusan Tahun
Masjid ini diketahui menyimpan sebuah bedug yang usianya hampir sama dengan usia masjid. Bedug berdiameter 1 meter ini berasal dari pohon besar yang ditemukan oleh Sunan Kalijaga saat mengembara melalui Kulon Progo.
Ternyata pohon besar tersebut ternyata milik Kyai Pringgit atau dikenal dengan Nyai Brintik. Setelah mengetahui sang pemilik, Sunan Kalijaga akhirnya meminta pohon itu dan kemudian digunakan sebagai kerangka bedug.
Itulah informasi mengenai sejarah Masjid Gedhe Mataram Kotagede yang menjadi saksi penyebaran agama Islam di Yogyakarta. Masjid tersebut kini menjadi destinasi wisata religi yang populer di Kota Pelajar. (IND)
Live Update